maiwanews – Sekitar 100 pabrik tekstil dan produk tekstil (TPT) dari China tengah menjajaki kemungkinan untuk merelokasi pabriknya ke Indonesia.
Menurut Ade Sudrajat, pertengahan September lalu API menandatangangi nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) dengan asosiasi perusahaan tekstil China.
“Intinya mereka melihat Indonesia sebagai tempat yang cukup ideal untuk relokasi sekitar 100 pabrik TPT,” kata Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudrajat.
Menurut Ade, industri TPT China itu sudah mengincar beberapa lokasi di Pulau Jawa untuk dijadikan lokasi pembangunan pabrik tersebut.
“Mereka sudah mengincar beberapa daerah seperti Subang dan Sukabumi di Jawa Barat, Sragen dan Sukoharjo di Jawa Tengah, Jogjakarta juga. Di Jawa Timur mereka mengincar Jombang dan Sidoarjo,” kata Ade.
Dalam pertemuan di Kunming, China, para pengusaha China tersebut meminta API untuk memfasilitasi berbagai kebutuhan yang harus disediakan untuk relokasi itu.
“Mereka meminta dipersiapkan infrastruktur yang sudah jadi mulai dari mulai lahan untuk pabrik, akses jalan, kepastian pasokan listrik hingga air. Untuk pembangunan itu mereka berjanji akan mencarikan pinjaman dana,” ujarnya.
Selain Indonesia, lanjut Ade, dua negara lain yakni Vietnam dan Kamboja juga akan berusaha untuk merebut peluang tersebut dengan memberi tawaran kemudahan investasi untuk mereka.
Kedua negara tersebut saat ini menjadi pesaing terberat Indonesia dalam menyerap investasi industri manufaktur. Setidaknya sudah 90 pabrik tekstil milik investor China telah pindah ke Vietnam.
Vietnam terpilih karena hingga kini menjadi negara dengan upah pekerja terendah di Asean di kisaran US$80 per bulan. Sementara upah buruh rata-rata di Indonesia saat ini sudah di kisaran US$140 per bulan.
“Industri tekstil dalam negeri China saat ini mulai meredup karena semakin tinggi nya upah pekerja yang kini rata-rata sekitar US$247 (sekitar Rp2,2 juta) per bulan. Karena itu mereka merelokasi pabrik ke negara lain,” kata Ade.
Selain masalah upah, menurut Ade, pilihan relokasi pabrik ke Vietnam karena mereka menyediakan infrastruktur mulai dari jalan khusus ke pelabuhan yang terpisah dari jalan umum, pasokan listrik yang terjamin hingga insentif bagi investasi yang mendorong penyerapan tenaga kerja.
Sumber : http://www.maiwanews.com/berita/china-akan-relokasi-100-pabrik-tekstil-ke-indonesia/
mudah2 pemerintah tidak hanya melihat "keuntungan" sepihak dan jangka pendek dan mengabaikan akibat buruk jangka panjang terutama limbah industri dan kerusakan alam lainnya seperti yang terjadi sekarang ini... ops lupa pemerintah Indonesia tidak pernah mementingkan kepentingan rakyatnya apalagi mikirin dampak kerusakan lingkungan yang penting sogokannya OK...hidup Koruptor...
BalasHapusWartawan : Bagaimana tanggapan bapak tentang relokasi industri tekstil cina ke indonesia.
BalasHapusMr Pejabat INdonesia : sangat bagus itu tapi yg penting perut gue buncit dan kenyang dari besarnya duit sogokan mereka, persetan dengan kerusakan lingkungan apalagi kepentingan rakyat.