7 Februari 2011

Akhir Perjalanan Hosni Mubarak Dalam Pemerintahan Mesir


Hosni Mubarak, Presiden Mesir beserta dengan sang putra, Gamal, mengakhiri posisi mereka dalam partai di tengah-tengah memanasnya suasana Mesir oleh kerusuhan hebat.

Mubarak turun dari jabatannya sebagai pemimpin Partai Demokrat Nasional (NDP) beserta dengan sang sekretaris umum Safwat el-Sharif pada Sabtu (5/2) waktu setempat, menurut pemberitaan DPA. Terlebih lagi, sang putra, Gamal, juga mengambil langkah serupa.

Hossam Badrawi, anggota dewan dalam parlemen Mesir, diperkirakan akan menggantikan posisi sekretaris umum, media lokal memberitakan.

Perkembangan itu terjadi setelah ribuan orang berkumpul di Alun-alun Liberasi Kairo selama 12 hari, mendesak lengsernya pemerintahan Mubarak.

Warga Mesir juga melanjutkan dengan pawai anti-pemerintahan di beberapa kota besar, termasuk Alexandria dan Suez.

Meski para warga mengklaim bahwa pawai tersebut bersifat damai, namun tak jarang terlihat adanya pemandangan kekerasan antara pengunjuk rasa dan pihak keamanan.

Figur oposisi Mesir, Mohamed ElBaradei, mengatakan bahwa dia akan mendiskusikan transisi pemerintahan secara kekeluargaan dengan militer.

Dalam sebuah wawancara dengan kantor berita Jerman, Der Spiegel yang akan dirilis minggu depan, ElBaradei mengatakan bahwa dirinya berencana menempati posisi teratas tersebut, menggantikan Mubarak.

ElBaradei juga meragukan bahwa negara-negara Arab akan menerima Mubarak jika dirinya melarikan diri dari negara tersebut.

ElBaradei mendesak Washington agar tidak lagi memberikan dukungan kuat kepada Presiden Hosni Mubarak dan pemerintahannya.

Ia juga menyarankan Presiden AS Barack Obama agar memihak kepada rakyat Mesir. Menurutnya, hanya tinggal menunggu waktu sebelum Mubarak mundur.

"Hal pertama yang akan meredakan keadaan adalah kepergian Mubarak, dan jika dia pergi dia akan mendapat sedikit harga diri. Jika tidak saya khawatir bahwa keadaan akan menjadi berdarah, dan kalian (AS) harus menghentikan dukungan terhadap diktator dan memihak rakyat," tambahnya.

Anggota senior gerakan Ikhwanul Muslimin Essam el-Eryan mengatakan bahwa kelompok-kelompok oposisi mendukung dilangsungkannya dialog dengan pemerintah, jika mereka dipimpin oleh ElBaradei.

Setidaknya ada 150 orang yang tewas dan ribuan orang lainnya mengalami luka-luka dalam bentrokan yang terjadi sejak unjuk rasa menentang pemerintahan dimulai.


Sumber : http://suaramedia.com/berita-dunia/timur-tengah/37984-akhir-perjalanan-hosni-mubarak-dalam-pemerintah-mesir.html

1 komentar:

Related Posts with Thumbnails