Isu demo besar-besaran pada 20 Oktober 2010 ditanggapi pihak Istana Kepresidenan. Melalui buletin 'Sambung Hati 9949', Istana menjawab persoalan demonstrasi
dengan karikatur.
Dalam buletin yang dibagikan gratis itu, tanggapan tentang aksi demonstrasi disinggung dalam rubrik 'Obrolan Warung Kopi' di halaman 18. Di sana, terlihat karikatur lima lelaki berbicara tentang aksi demonstrasi.
Dalam karikatur yang naskahnya dibuat Sardan Marbun, salah satu Staf Khusus Presiden, obrolan dimulai oleh seseorang bernama Markus, yang mengatakan sangat mudah menggerakkan peserta demo bayaran.
"Dapat dikatakan demo dimanfaatkan sebagai lahan pekerjaan dan permasalahan yang dibawa tidak menyangkut kepentingan bangsa dan negara, tapi cenderung urusan pribadi bahkan karena kecewa tidak dibawa dalam gerbang pejabat," kata Markus dalam karikatur itu.
Ucapan Markus ini kemudian ditanggapi Polan, yang meminta Markus tidak memedulikan demonstrasi itu. "Yang berkoak-koak itu-itu saja, pada umumnya kelompok yang kecewa," ujar Polan.
Kemudian, Leman ikut menanggapi dan mengaku heran dengan aksi demonstrasi. Bahkan, Leman dalam karikatur itu menjelaskan tentang pencapaian pemerintah di bidang ekonomi. Misalnya pencapaian Produk Domestik Bruto, pendapatan per kapita, dan cadangan devisa.
Kemudian, karakter lain, Ihin, mengucapkan kalau demonstrasi tidak usah dipedulikan karena dilakukan oleh orang-orang yang kecewa. "Ibarat anak kecil bila nangis cengeng, kalau dibiarin akan diam sendiri," ucap Ihin dalam karikatur itu.
Karikatur ini pun kemudian ditengahi oleh karakter bernama Kusno. "Kesempurnaan adalah milik Tuhan, tetapi berbagai kemajuan secara jujur harus diakui, janganlah ada dusta diantara kita," kata Kusno.
Atas karikatur ini, Juru Bicara Kepresidenan Julian Aldrin Pasha mengatakan, "Anda bisa mengetahui persis, apa yang jadi tujuan di balik aksi-aksi itu. Karena ini bukan pertama kali demo seperti itu."
Buletin 'Sambung Hati 9949' itu merupakan edisi 18 - 24 Oktober 2010. Buletin ini terlihat dibagikan di kalangan Istana, termasuk juga di ruangan wartawan.
Sumber : http://www.zonaindo.com/2010/10/istana-keluarkan-karikatur-sebagai.html
dengan karikatur.
Dalam buletin yang dibagikan gratis itu, tanggapan tentang aksi demonstrasi disinggung dalam rubrik 'Obrolan Warung Kopi' di halaman 18. Di sana, terlihat karikatur lima lelaki berbicara tentang aksi demonstrasi.
Dalam karikatur yang naskahnya dibuat Sardan Marbun, salah satu Staf Khusus Presiden, obrolan dimulai oleh seseorang bernama Markus, yang mengatakan sangat mudah menggerakkan peserta demo bayaran.
"Dapat dikatakan demo dimanfaatkan sebagai lahan pekerjaan dan permasalahan yang dibawa tidak menyangkut kepentingan bangsa dan negara, tapi cenderung urusan pribadi bahkan karena kecewa tidak dibawa dalam gerbang pejabat," kata Markus dalam karikatur itu.
Ucapan Markus ini kemudian ditanggapi Polan, yang meminta Markus tidak memedulikan demonstrasi itu. "Yang berkoak-koak itu-itu saja, pada umumnya kelompok yang kecewa," ujar Polan.
Kemudian, Leman ikut menanggapi dan mengaku heran dengan aksi demonstrasi. Bahkan, Leman dalam karikatur itu menjelaskan tentang pencapaian pemerintah di bidang ekonomi. Misalnya pencapaian Produk Domestik Bruto, pendapatan per kapita, dan cadangan devisa.
Kemudian, karakter lain, Ihin, mengucapkan kalau demonstrasi tidak usah dipedulikan karena dilakukan oleh orang-orang yang kecewa. "Ibarat anak kecil bila nangis cengeng, kalau dibiarin akan diam sendiri," ucap Ihin dalam karikatur itu.
Karikatur ini pun kemudian ditengahi oleh karakter bernama Kusno. "Kesempurnaan adalah milik Tuhan, tetapi berbagai kemajuan secara jujur harus diakui, janganlah ada dusta diantara kita," kata Kusno.
Atas karikatur ini, Juru Bicara Kepresidenan Julian Aldrin Pasha mengatakan, "Anda bisa mengetahui persis, apa yang jadi tujuan di balik aksi-aksi itu. Karena ini bukan pertama kali demo seperti itu."
Buletin 'Sambung Hati 9949' itu merupakan edisi 18 - 24 Oktober 2010. Buletin ini terlihat dibagikan di kalangan Istana, termasuk juga di ruangan wartawan.
Sumber : http://www.zonaindo.com/2010/10/istana-keluarkan-karikatur-sebagai.html
iSTANA tUKANG nANGIS..... iSTANA cEMEN...
BalasHapus