6 Januari 2012

Skandal Sandal Jepit Bocah AAL Mendunia


Aksi seribu sandal untuk AAL

Sandal jepit murah tak lagi sekedar alas kaki. Tapi sebuah simbol, keprihatinan atas ketidakadilan hukum di negeri ini. Di tengah nelangsa atas minimnya hukuman dan perlakuan istimewa pada para koruptor. 

Itu berawal dari kasus yang menimpa AAL, pelajar sebuah sekolah menengah kejuruan negeri. Iseng, ia mencuri sepasang sandal jepit milik oknum anggota polisi. Akibatnya tak main-main, selain diinterogasi, bahkan dipukuli dengan tangan dan benda tumpul, ia juga terancam lima tahun bui. Kini kasusnya sedang diproses di pengadilan.

Simpati publik pun menyeruak. Berbagai elemen masyarakat didukung oleh sejumlah Lembaga Swadaya Masyarakat, beramai-ramai mengadu ke Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). Di sejumlah daerah berdiri posko pengumpulan sandal jepit, untuk diberikan pada oknum polisi, Briptu AR. Supaya dia tidak perlu beli sandal seumur hidup.

Kasus AAL tak hanya menjadi perhatian publik nasional. Dunia pun memberitakan skandal sandal jepit ini.

Sejumlah media internasional memberitakan kasus ini. Misalnya situs The News Zealand Herald, memuat berita berjudul, "Indonesia's new symbol for injustice: Sandals" atau "Simbol ketidakadilan di Indonesia: Sandal".

Berita senada juga dimuat media lainnya, yakni, Washington Post, Boston Globe, Hindustan Time, dan CTV Winnipeg. Mereka juga menyoroti soal diskriminasi hukum yang terjadi di Indonesia.

Sebelumnya, pemerhati anak, Seto Muyadi mengatakan, pemidanaan AAL adalah salah satu contoh tindakan yang kejam terhadap anak.

Menurut pria yang akrab dipanggil kak Seto itu, pada prinsipnya penjara bukanlah tempat untuk mendidik anak.

"Karena kalau tidak, kita tanpa sadar justru hanya akan mendidik anak-anak kita sendiri jadi pelaku-pelaku kriminal yang sejati," kata Kak Seto di Kantor Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).

Di tengah kritikan terhadap institusi Polri, Kapolri Jendral Timur Pradopo meminta masyarakat mengambil pelajaran dari kasus ini. mur mengatakan pihak kepolisian telah melakukan evaluasi atas kasus yang menarik perhatian masyarakat ini.

"Proses peradilan akan mengakomodir itu. Tentunya kita ambil hikmahnya dari itu semua," ujar Timur Pradopo di Istana Negara.


15 komentar:

  1. fuck the indonesia justice

    BalasHapus
  2. pencuri kok didukung smpe sgitunya..,
    .
    mungkin skarang cma sandal,tp bsoknya bisa spatu,ato uang..,
    //pncuri uang(korup)berawal dr pncuri hal hal kecil(sprti sandal)

    BalasHapus
  3. kasus ini susah milih yang mana yg benar dan mana yg salah nya....soalnya sama2 salah sih,
    tapi yang di sayangkan hanya karna mencuri sandal saja malah di ancam hukuman 5 tahun penjara,liat tuh koruptor...penjara laksana hotel berbintaang 5!!1

    BalasHapus
  4. komentar 2 kamu lebih hina dari maling dn koruptor .

    BalasHapus
  5. maap ya AAL.........kamu tetap salah karena mencuri !

    tapi sebenarnya kurang bijak kalau sampe berproses seperti ini.
    dan yang lebih dikhawatirkan lagi adalah adanya " pembelokan " sehingga terbentuk kesan MENCURI YANG KECIL2 itu tidak salah alias boleh dimaklumi.

    @anonim 1 : saya rasa yang tepat itu adalah nurani hukum di indonesia yang tidak jalan.
    @anonim 2 : sejalan dengan saya
    @anonim 3 : butuh semacam perumusan ulang beban hukuman dalm KUHP atau UU terkait.
    @anonim 4 : bisa dijelaskan konteksnya ?

    BIASAKANLAH JERNIH DALAM MEMANDANG DAN PROPORSIONAL DALAM MENILAI !

    BalasHapus
  6. "Proses peradilan akan mengakomodir itu. Tentunya kita ambil hikmahnya dari itu semua," ujar Timur Pradopo di Istana Negara.

    Hikmah? Hikmah apaan? Hikmah kalau RAKYAT yang gak bisa bayar, "Akibatnya tak main-main, selain diinterogasi, bahkan dipukuli dengan tangan dan benda tumpul, ia juga terancam lima tahun bui. Kini kasusnya sedang diproses di pengadilan."
    Bagaimana dengan mereka2? Manusia berdasi yang duduk sambil tiduran waktu rapat!!!!!!

    BalasHapus
  7. BIASAKANLAH JERNIH DALAM MEMANDANG DAN PROPORSIONAL DALAM MENILAI !

    agree ;)

    BalasHapus
  8. bung anonim, bukannya mendukung pencuri kecil..
    memang dari kejahatan kecil bisa jadi kejahatan besar..

    saya rasa masalah ada di akhlak si pencuri, bukan apa yang dilakukannya..

    mumpung yang dia lakukan masih kejahatan kecil, WAJIB kita menasehati dan membinanya dengan kasih sayang, membelikannya sandal, agar kelak akhlaknya dapat berubah baik..

    bilamana dilaporkan terhadap hukum, maka akan berdampak pada psikologisnya, dengan tidak adanya arahan, hanya akan menjadikan akhlaknya menjadi lebih buruk, tidak tertutup kemungkinan dia akan dendam pada orang yang telah melaporkannya..

    BalasHapus
  9. ya,setelah kasus sandal jepit & polisi
    barusan ane nonton berita nih gan....

    bocah 12 tahun di tuduh sebagai tersangka setelah berkelahi dengan anak polisi,dari keterangan bocah itu polisi tersebut juga memukuli nya setelah kedapatan anak nya sedang berkelahi......masalah nya hanya sepele,bocah tersebut hanya bilang anak polisi pelit karna gk mau memberitau password dn ID dari karakter game online anak polisi itu......
    pihak keluarga anak tersebut sudah mencoba melapor ke polisi tentang kelakuan polisi tersebut yang menganiaya ankanya yang masih di bawah umur.....tapi tidak di gubris.dan malhan mereka mendapat surat keterangan bahwa bocah tersebut di tetapkan sebagai TERSANGKA.....


    miris gak gan,enak ya jadi POLISI????

    BalasHapus
  10. Itu karena yah kalau ada orang-orang yang punya jabatan kayak gitu, ia jadi gampang merendahkan orang lain.. Jadi polisi juga karena dia ceritanya adalah aparat "penegak keadilan", dia yah lebih mudah untuk menjustifikasikan kekerasan yang dia lakukan itu sebagai proses menangani tindak kriminal padahal mungkin tidak benar-benar diperlukan... Karena itu, penting kalau orang yang melamar buat jadi polisi itu diperhatikan juga karakternya, bukan cuma kualifikasi secara tertulisnya...

    Si anak salah karena mencuri, namun hukuman yang dikasih polisi itu berlebihan dan sangat tidak setimpal dengan salahnya.. Dan tindakan mencuri belum tentu bisa jadi indikasi kalau dewasanya tuh anak bakal jadi pencuri juga..

    Percuma kalau kita protes apa yang uda terjadi dan kenapa bisa terjadi.. yang perlu kita semua pikirkan adalah bagaimana cara menghadapinya kalau lain kali itu terjadi sama kita atau kita nyaksiin kejadian itu dilakukan ke orang lain..

    Jadi,kalau boleh, janganlah subjektif dalam melihat segala sesuatu.. Daripada kita sibuk menghina-hina di sini, mending kita semua saling menjaga aja dan lakukan apa yang bisa kita lakukan mulai dari yang terkecil...

    BalasHapus
  11. AAL dalam proses masa kecil yg perlu dibina...penjara dan pemukulan bukan cara yang tepat, polisi tolonglah!!! 5 tahun penjara???!! are you kidding me....kalau itu anakmu gimana hayooooo :D, setuju gag digituin???

    BalasHapus
  12. intinya kita sama-sama di tuntut berpikir dewasa,jangan di telan mentah-mentah.
    ya emang bner sih kejahatan bermula dari hal kecil,tpi AAL masih dalam proses perkembangan.
    usia segitu wajar bila ingin bnyak tahu.
    yg patut di rundingkan sekarang cuman " PANTASKAH ANAK DI BAWAH UMUR YG MNCURI SENDAL DI ANCAM HUKUMAN 5 TAHUN???"
    lha yg udah berdasi,makan di KFC cman di biyarin aj????klo mau di kasih hukuman adil kyak yg nyuri sendal(cuman gitu aj 5thn) gmna klo koruptor??mau seumur hidup???menjadi gag mungkin klo masih punya uang.

    BalasHapus
  13. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  14. Bener-bener mirisss,,,, miriss..!!!.. Ironi sekali hanya karna sepasang sendal harus di pukuli dan masuk bui 5 tahun...,

    Memang benar tindakan mencuri merupakan suatu kesalahan, dan memang benar jg dr hal kecil bisa tumbuh menjadi sesuatu yg besar namun bila hal itu sering di ulangi atau mjd sebuah kebiasaan.

    Dalam hal ini saya kira psikologi usia seorang anak masihlah labil, dia msh bisa di bimbing dan di arahkan mjd lebih baik.

    Nah Sekarang mungkin psikologi pencuri yang merupakan kelas kakap atau para koruptor tersebut bisa di perbaiki tidak??,, saya kira itu cukup sulit dan hukum di duniapun tidak cukup membantu menurut saya.., Disinilah peran Akhlak dalam agama berlaku, dan yang benar2 bisa memperbaiki diri kita adalah kita sendiri.

    Hikmahnya: Setelah kejadian ini Setidaknya kita semua bisa lebih berhati-hati dalam tindakan apapun, jangan pernah merugikan orang lain, jangan pernah menjelek-jelekan orang lain,dll.

    Mohon maaf sebelumnya,, semoga bisa manfaat .

    BalasHapus
  15. 4 Comment di atas saya (kecuali yang dihapus), saya senang cara pikir kalian gak munafik seperti yang di atas-atas yang cuma bisa menghakimi tanpa berpikir kritis..

    BalasHapus

Related Posts with Thumbnails