17 Februari 2011

Orang Jawa di Suriname Dalam Foto

Tercatat, 32.976 orang berpindah ke Suriname sepanjang tahun 1890-1939. Sebagian besar adalah orang Jawa. Dari jumlah itu, sebanyak 7.648 orang kembali ke Indonesia sebelum Perang Dunia II.

Tidak terbayang mungkin pada saat itu mereka dibawa ke tempat yang jauhnya beribu-ribu kilometer dari Indonesia. Kompeni mengatakan, mereka akan dipekerjaan di perkebunan-perkebunan milik Belanda di Sumatera.

Namun, ketika turun dari kapal yang mengangkutnya, adalah tanah yang tandus di Benua Amerika yang dijumpai. Wilayah itu kini bernama Republik Suriname (Surinam), bekas negara jajahan Belanda pula.

Ada yang beruntung kembali ke kampung halaman, tapi ada pula yang pasrah menetap. Selama lebih dari seratus tahun mereka bertahan dengan budaya asal yang tetap terpelihara. Maka, tidak heran bila masyarakat di Suriname masih fasih berbahasa Jawa dan tetap memakai adat Jawa.

Berikut sebagian rekaman gambar kehidupan masyarakat Jawa di Suriname. Foto yang dipamerkan di Erasmus Huis, Jakarta, sebagian adalah karya fotografer keturunan Suriname, Matt Soemopawiro

Masyarakat Jawa di Suriname melakukan upacara Slametan. Slametan biasanya digelar pada saat kelahiran, sunatan, dan lain-lain.
Masyarakat Jawa di Suriname melakukan upacara Slametan. Slametan biasanya digelar pada saat kelahiran, sunatan, dan lain-lain.


Pernikahan adat Jawa. Mempelai perempuan dan laki-laki dipertemukan (panggih). Biasanya pihak keluarga perempuan lebih berhak menentukan tanggal dan bentuk pernikahan.
Pernikahan adat Jawa. Mempelai perempuan dan laki-laki dipertemukan (panggih). Biasanya pihak keluarga perempuan lebih berhak menentukan tanggal dan bentuk pernikahan.


Upacara mitoni. Dilakukan pada saat kehamilan seorang perempuan mencapai usia 7 bulan.
Upacara mitoni. Dilakukan pada saat kehamilan seorang perempuan mencapai usia 7 bulan.


Tarian Jaran Kepang di salah satu sudut kota di Suriname.
Tarian Jaran Kepang di salah satu sudut kota di Suriname.


Sekelompok masyarakat Suriname memainkan gamelan, alat musik tradisional Jawa.
Sekelompok masyarakat Suriname memainkan gamelan, alat musik tradisional Jawa.


Pagelaran wayang kulit.
Pagelaran wayang kulit.


Kedatangan migran Jawa ke Paramaribo, Suriname pada 1980. Mereka diangkut menggunakan Kapal Wilhemina II Boat (Foto KITLV)
Kapal yang membawa para migran Jawa kembali dari Suriname pada 1954 (Foto KITLV)


Orang-orang Jawa di Meerzarg, Suriname, tempo dulu. (Foto: KITLV)
Orang-orang Jawa di Meerzarg, Suriname, tempo dulu.

7 komentar:

  1. kasiannya jaoeh dari kampoeng

    BalasHapus
  2. OMG...keren banget yak...meskipun mereka tinggal jauh dari tanah jawa..mereka tetap membudayakan diri sebagai orang Jawa...ini yang disebut, kacang tidak lupa pada kulitnya :)

    BalasHapus
  3. karna belum ada yng ambil
    PERTAMAAAAAXX ku ambil!!!!

    BalasHapus
  4. gara-gara kaum imperialis mereka jadi ada di sana tapi jadi ada hikmahnya juga

    BalasHapus
  5. KAMPANG KAU PERTAMAX

    BalasHapus
  6. paijolondomangkurondowudotanpobusono15 April 2011 pukul 22.42

    keliMAXX..

    BalasHapus

Related Posts with Thumbnails