BINJAI- Malam hari raya Idul Adha di Kota Binjai memang terlihat ramai, seluruh masyarakat berbondong-bondong mengendarai sepeda motor menuju pusat kota guna menyaksikan pawai takbir yang dilepas Wali Kota Binjai Idaham.
Akibatnya, sejumlah ruas jalan di Kota Rambutan itu menjadi macat diantaranya, Jalan Jenderal Sudirman, Jalan Veteran, Jalan Kartini, Jalan Sultan Hasanuddin dan masih ada sejumlah jalan lagi yang dipadati dengan kendaraan roda dua.
Sejumlah jalan di Kota Binjai, sudah terlihat padat sejak pukul 19.30 WIB. Untuk mengamankan arus lalu lintas, sejumlah petugas dari Sat Lantas Polres Binjai dan Dishub Binjai diturunkan ke sejumlah ruas jalan yang dianggap mengalami macat yang cukup parah.
Selain Sat Lantas dan Dishub sibuk dengan profesinya, sejumlah wartawan yang bekerja di harian terbitan Medan juga sibuk mencari informasi terkait kemeriahan malam Idul Adha di Kota Binjai.
Namun, kesibukan yang dialami pegawai Dinas Perhubungan (Dishub) Binjai membuat ia kelelahan dan diduga tensi terus naik disebabkan melihat pengguna jalan yang susah diatur dan tidak ada hentinya sampai larut malam.
Hingga akhirnya, Aswin yang berprofesi sebagai wartawan Posmetro Medan yang malam itu sedang melakukan tugas jurnalistiknya terjebak macat di Jalan Jenderal Sudirman, tepat di depan Apotek Rosani.
Dari kejauhan, Aswin melihat sejumlah pegawai Dishub yang ditugaskan mengatur lalu lintas agar tidak terlalu macat. Namun menurut Aswin, pegawai Dishub tersebut bukannya mengatur lalu lintas malah membiarkan pengguna jalan mengendarai dengan sesuka hati, yang membuat kemacatan semakin parah.
Malam takbiran Aswin melintas dari tugu ingin ke tanah lapang guna melihat suasana malam takbir Idul Adha. Tapi, setelah Aswin sampai di Apotek Rosani, dia terjebak macat dan melihat dari kejauhan petugas dishub bukannya mengatur jalan malah membiarkan pengedara begitu saja.
“Saya malam itu memang sedikit berang dengan kinerja petugas Dishub itu, dan setelah berpapasan dengannya, saya menegur petugas Dishub tersebut, bang tolonglah atur jalan ini, nggak abang liat jalan ini macat,” ujar Aswin.
Mendengar ucapan Aswin, petugas dishub tersebut malah emosi, dan langsung mendatangi Aswin. Tak sampai di situ, Aswin langsung dicekik sampai susah bernafas. “Saya tidak menyangka petugas Dishub itu mencekiki leher saya, waktu saya didatanginya, ia langsung langsung mencekik leher saya sampai saya susah bernafas dan saya juga sempat terjatuh,” ujar Aswin.
Untuk selanjutnya, terjadi perkelahian cekcok mulut antara Aswin dengan petugas dishub tersebut dan sejumlah polisi yang berada di sekitar kejadian juga berdatangan. Namun, dalam masalah tersebut polisi malah menyudutkan Aswin. Sehingga, Aswin enggan berlama-lama cekcok dengan petugas Dishub dan polisi. Sambil menunjukan identitas, Aswin meninggalkan lokasi kejadian dan membuat laporan ke Polres Binjai, sekitar pukul 22.30 WIB, dengan nomor LP/ 879/ XI/ 2010SPK”C” Reskrim Polres Binjai 16 November 2010 dengan terlapor M Nur (Petugas Dishub-red).
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Kota Binjai, HT Fadlan, saat dikonfirmasi terkait kejadian ini meminta jangan diperpanjang. “Kita sama-sama mengerti sajalah, anggota saya malam itu juga sedang menjalankan tugas, jadi karena dari sore sampai malam anggota saya juga merasa capek. Ditambah lagi, wartawan itu mengeluarkan makian kepada anggota saya, makanya anggota saya marah,” katanya.
Sumber : http://danish56.blogspot.com/2010/11/tidak-mau-diminta-mengatur-lalu-lintas.html
WARTAWAN ANJINK..!!BISANYA MEMUTAR BALIK FAKTA..!!SOK MERASA KEBAL HUKUM,PADAHAL KERJAAN DIA JG CUMA NGOMPAS JATAH UANG HARAM..!!ZAMAN SKR SUDAH GAK ADA WARTAWAN YG BNR2 PURE MENJALANKAN PROFESINYA KAYA ROSIHAN ANWAR..!!
BalasHapuswartawan bagus dishub binjai malu2in...maunya cuma makan gaji buta,apa memang benar2 buta itu mata sama hati dishub binjai
BalasHapuswartawan yg mana yg lo maksud bagus..?bisa nya cuma mutar balik fakta,minta jatah ke tiap instansi&bikin resah masyarakat..!!
BalasHapuslo tau dari mana dishub mkn gaji buta..?!baca yg bnr artikel diatas,udah jls mereka krja dari sore.masyarakat nya aja yg susah diatur,emang udah budaya indo.trs si wartawannya yg prtma mancing emosi, klo dia bacot baik2 gak mungkinlah tuh orang dishub tiba2 nyekik.tp pas kalah suka lebay main lapor&diblow up ke media supaya besar,dah basi tuh!pake logika bos....
mana ad yang "JELAS" semua cuman akal2an...taik!
BalasHapuslah? kenapa kalian yang ribut..? biar aja.. udah terjadi juga...
BalasHapusbuat belajar kejadian kaya gitu tuh.
TAI SEMUA KALIAN..............!!!!!!!!!
BalasHapuswartawan wartawan ..............baru cuman dicekik lo udah lapor kiri kanan, padahal lo kerjanya cuman membesarkan masalah aja ujung ujungnya minta jatah biar ndak dimuat itu baru namanya uang buta lagu lama tu...............
BalasHapusSETUJU MA ANONIM DIATAS GW..
BalasHapusTETANGGA GW JG WARTAWAN TIAP HARI KERJANYA MINTA JATAH KE TIAP INSTANSI TRS DUIT NYA DIPAKE JUDI TANGKAS DI INTERNET,MABUK&MAIN PECUN..!!
Rambutan Binjai, mantebbb tenannnnn....
BalasHapusWartawan ga pernah berani menulis berita jika ada OKNUM WARTAWAN MEDIA CETAK / ELEKTRONIK YANG BERMASALAH DENGAN HUKUM.
BalasHapuswartawan anjing.....bisanya cuma memeras.....contohnya di suatu instansi pemerintah tabloid yang hanya terbit 4 x dalam sebulan yg cuma 6 exemplar malah ditagih 300 rb...apa itu bukan pemerasan namanya....dasar wartawan anjink....
BalasHapusDISHUB
BalasHapusKALO NARIK KARCIS
GAK ADA CAPEKNYA KAMPRET
GAJI BUTA JADI PENYAKIT
semua sama aja, tapi yg paling parah POLISI, MENDINGAN JANGAN BERURUSAN SAMA YG SATU INI, NGAK ADA YG BERES URUSAN SAMA INSTANSI YG ATU INI, APA PUN URUSAN KITA, PERTAMA YG DIA MINTA DUIT DULU, DASAR INSTANSI ANJIIIIIIIIIIIIIIIING......
BalasHapus