Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hemengku Buwono X meminta para donatur tidak memanfaatkan kondisi masyarakat yang tertimpa bencana sebagai ajang promosi bahkan mencari simpati.
“Saya minta, umbul-umbul produk diganti dengan bendera Merah-Putih. Kalau bantuan itu dilandasi dengan kejujuran dan keikhlasan, semua ini menjadi indah kan. Masa memberi bantuan kok, minta dipotret oleh wartawan dan harus masuk ke surat kabar. Kuno itu,” ucap Sultan yang berada di Posko Utama Pantauan Merapi Pakem Sleman, paska terjadinya letusan Merapi pukul 10.02 WIB Senin (1/11).
Komentar itu dikeluarkan setelah mengalirnya bantuan kepada masyarakat korban Merapi, umbul-umbul produk dan ikon-ikon partai politik marak. Bahkan sebagain besar mencoba meraih simpati dengan berbagai bantuan sambil mengumumkannya kepada wartawan. Dengan pemasangan atribut, masyarakat akan melihatnya sebagai bentuk kampanye yang terlalu dini. Hal ini justru akan menimbulkan sikap antipati di masyarakat.
Menurut Sultan, Pemerintah tetap bertanggung-jawab terhadap warganya yang sedang berada dalam kesulitan seperti saat ini. “Semua pembiayaan penuh dari pemerintah. Saat ini sedang dalam kondisi darurat, sehingga, pendanaan bisa dianggarkan dari APBD di pos manapun. Saya sudah meminta kepada Bupati agar mengeluarkan SK dalam kondisi yang bahaya. Sehingga dinyatakan darurat. Dengan begitu, APBD yang tidak penting bisa dicoret dan dialihkan ke darurat. Entah itu Rp 1 miliar atau berapa ratus juta, itu tidak masalah. Tidak usah takut,” ucap Sultan panjang lebar.
Oleh karena itu, Sultan meminta seluruh masyarakat yang tinggal di Kawasan Rawan Bencana (KRB) harus tetap tinggal di pengungsi dan tidak kembali ke rumah, sekalipun sekadar untuk membersihkan rumah atau memberi makan ternak.
“Tapi inikan memang sulit. Mereka naik (pulang) karena punya aset, entah itu ternak atau apa. Warga sendiri harus bisa memahami kondisi ini. Pokoknya, selama masih dalam status Awas, semua dibiayai dan warga jangan naik sampai kondisi dinyatakan aman,” tutur Sultan.
Sultan juga menegur mobil-mobil ambulans yang hilir mudik untuk tidak menyalakan sirene jika tidak membawa korban. “Ini malah menambah panik warga. Banyak itu, yang cuma karena macet terus membunyikan sirine,” ujar Sultan.
Sumber : http://www.facebookaskus.com/lokasi-bencana-menjadi-ajang-kampanye-partai-politik.html
PARPOL SARANGNYA ORANG GOBLOK !!!!
BalasHapusSANGAT SETUJU SULTAN...
BalasHapuskalau bisa bahkan yang diiklan di media masa juga supaya menghilangkan pemakaian nama organisasi/ perusahaan.
Jangan sampai bencana menjadi alat kampanye/ promosi yang sangat murah bagi para pemilik udang dibalik batu.
kesempatan dalam kesempitan !!!
BalasHapusmembantu tapi tidak ikhlas.....
malu saya sebagai warga negara Indonesia punya calon pemimpin dari partai macam begini.
ckckck .
BalasHapuskata bang haji "....itu perbuatan Riya'.....dan dapat menghanguskan amal....".
BalasHapusckckkc bang haji jg sering berbuat Riya'
BalasHapusklo mao ambil contoh tu Mbah maridjan
mana ada pemimpin/dpr atau pepemrintah yang memberikan bantuan secara tulus.......TAI KUCING....
BalasHapusemang keparat para politikus kita. anjing
BalasHapus