Rencana pemerintah untuk menyediakan pesawat kepresidenan terus ditindaklanjuti. Bahkan, Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi memperkirakan pesawat senilai US$58 juta atau Rp496 miliar tersebut akan hadir di Indonesia pada 2013. Sudi menyampaikan hal itu dalam rapat kerja dengan Komisi II DPR RI di Gedung Nusantara, Komplek parlemen Senayan.
Sudi mengatakan, pemerintah terus melakukan negosiasi dengan Boeing. Hasilnya, kata Sudi, pemerintah bisa menurunkan harga pesawat tersebut sebesar US$4 juta. "Kami negosiasi lagi, turun US$4 juta. Dari sebelumnya US$62 juta menjadi US$58 juta,” ujar Sudi.
Walaupun begitu hal ini tetap disayangkan oleh beberapa pihak pasalnya pilihan mereka tetap Boeing Business Jet 2 (BBJ2) produksi luar, yaitu Boeing Company yang bermarkas di Chicago, Amerika. Padahal, Indonesia memiliki PT Dirgantara Indonesia (PT DI) yang diyakini bisa memproduksi pesawat sejenis. Langkah itu dinilai bukti omong kosong pemerintah dalam kampanye ‘Mencitai Produk Dalam Negeri’.
Sedangkan soal kepantasan, memang terdapat perbedaan di dalamnya. Ada yang mengatakan belum saatnya, dengan dasar masalah sosial, namun ada juga yang mengatakan ini waktunya Indonesia memiliki pesawat kepresidenan sendiri soalnya bisa menghemat anggaran ke depannya yang saat ini hampir menghabiskan Rp 180 miliar/tahun.
Sekilas Tentang Boeing Business Jet 2 (BBJ2)
Pesawat Boeing Business Jet (BBJ) 2 dirancang secara mewah untuk pemilik pribadi, bisnis dan pemerintahan. Pemerintah RI memilih pesawat seri 737-800 NG yang akan dijadikan pesawat kepresidenan. Pesawat ini biasanya memiliki kursi antara 25 dan 50 penumpang dalam konfigurasi mewah.
Pesawat ini memiliki kamar tidur utama, sebuah kamar mandi dengan shower, konferensi, ruang makan, dan tempat tinggal. Boeing Business Jet merupakan kerja sama 50%-50% antara Boeing Commercial Airplanes dan General Electric.
Pesawat Kepresidenan RI dari Masa ke Masa
1. Soekarno:
- Tiga pesawat jetstar C-140.
- Pesawat Ilyushin II-14 hadiah dari Rusia.
2. Soeharto:
· Pesawat DC-8 Garuda Indonesia.
· C-130 Hercules TNI Angkatan Udara, Helikopter SA-330 Puma, atau SA 332 Super Puma TNI AU (saat ke daerah)
· Pesawat Fokker 28
· Pesawat Avro RJ-185 PAS
· Pesawat DC-10 (sewa)
3. Habibie: Tidak ada
4. Gus Dur: Pesawat Boeing Bussiness Jet (BBJ) 737-800 atau Boeing 07
5. Megawati: Pesawat MD-11 atau RJ-85 PAS
6. SBY:
· Pesawat Garuda Indonesia jenis Airbus A330
· Pesawat Boeing Business Jet (BBJ) 2 seri 737-800 NG (rencana)
parah,disaat rakyat menderita,pemerintah terus menghambur hamburkan uang rakyat,urus dulu tuch lapindo
BalasHapusCINTAILAH PRODUK DLAM NEGERI,,,,is completely just a Bubbling'......sharus'y dkung PT.DI dgn mmpercayakan pngadaan psawat pribadi presiden trhadap PT.DI,,,atau paling tdk yah dlakukan prtner building antar Boeing dgn DI sperti pngadaan kpal tempur antara PT.PAL dgn Daesung shipbuilding'
BalasHapusNgoooooooooK klo gni trus gmna BUMN'y mo maju
bener tuh kata tmen yg d atas, skali-kali buat rakyat yg mmbutuhkan d....
BalasHapusmsa sih 1 pesawat aja gg ckup,,,,mna ada lebih lgi.
andai smua presiden mgerti, sperti Bpk. B. J. Habibi gg butuh pesawat pribadi....rkyat pasti merasa senang
kok sby, bukannya 2013 dia dah gak menjabat lagi. kalau pesawat kepresidenan itu baru benar.
BalasHapusjangan termakan isu metromini dan tv oon...mereka tidak netral dalam menjalankan kewajibannya..daripada nyewa pesawat mahal mending punya sendiri,lagian itu juga untuk negara bukan milik SBY semata..kadang aneh juga ma stasiun itu, kalau jelekin partai tertentu, beritane muncul terus
BalasHapusiya..emang ga menjabat.
BalasHapusmungkin buat istrinya nanti yang mungkin akan menjabat.
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus