Keluarga kerajaan Kamboja memiliki sejarah sepanjang lebih dari dua ribu tahun, dan kini Sihamoni sangat mungkin akan menjadi raja terakhir di kerajaan ini. Raja Sihamoni yang berkepribadian lembut, pendiam, tidak suka bersosialisasi, dan pernah menjadi seorang penari balet ini, memiliki hobi di bidang seni dan tidak menyukai politik. Namun karena raja pendahulunya, yakni Raja Sihanouk, mendadak melepaskan tahtanya pada 2004 lalu, atas desakan dan tekanan keluarga untuk "meneruskan tahta", Sihamoni pun terpaksa pulang ke negerinya untuk meneruskan tahta kerajaan yang sama sekali tidak diinginkannya.
Sedih, Sepi, Tersisih
Menurut Harian China Daily edisi 11 Juni, selama 7 tahun terkahir ini, Sihamoni jarang tampil di media massa. Banyak rakyat Kamboja mengatakan dirinya "sedih, sepi, dan tersisih". Selain karena kepribadiannya yang memang seperti itu, juga disebabkan kesenjangan PM Hunsen.
Berita menyebutkan bahwa setiap gerak-gerik Sihamoni terus menerus diawasi oleh orang dekat Hunsen, yakni Menteri Urusan Istana, Kong Song Ou.
Dalam beberapa kali kepergian Sihamoni meninggalkan istana (walaupun jarang sekali terjadi), selalu ada staf istana yang mendampinginya, dan media massa pun dilarang untuk meliput. Meski undang-undang memberikan sejumlah wewenang kepada raja, namun Sihamoni tidak diberikan kekuasaan apapun. Anggota Dewan Kongres dari partai oposisi Kazakh Song menyebut Sihamoni sebagai "raja boneka", seluruh kekuasaannya telah dikosongkan.
that's what we call " politics fx "
BalasHapus