Selama ini manfaat sunat pada laki-laki selalu dikaitkan dengan risiko penularan Human Immunodeficiency Virus (HIV). Kini manfaat sunat bertambah setelah ditemukan bahwa pemotongan kulit penis bisa mencegah kanker di bagian tersebut.
Brian Morris, MD, seorang peneliti dari University of Sydney mengatakan risiko kanker penis pada laki-laki yang tidak disunat adalah 1:1.000. Angka itu sebenarnya kecil, namun tetap lebih besar dibandingkan risiko pada laki-laki yang disunat yaini 1:50.000.
"Kanker penis lebih banyak ditemukan di negara-negara yang penduduk laki-lakinya jarang disunat. Namun hubungan sunat dengan kanker bukan hanya semacam kecenderungan, ada alasan ilmuah di belakangnya," ungkap Morrris seperti dikutip dari MensHealth.com.
Menurut Morris, kulit yang ketat di bagian depan membuat alat kemaluan laki-laki yang tidak disunat jadi sulit dibersihkan. Jika menumpuk, kotoran yang menempel di bagian itu dapat memicu radang atau inflamasi yang merupakan salah satu faktor pencetus kanker penis.
Faktor lain yang mendasarinya adalah infeksi Human Pappoloma Virus (HPV), sejenis virus yang ditularkan melalui hubungan kelamin dan pada perempuan bisa memicu kanker serviks atau leher rahim. Kondisi kepala penis yang tertutup cenderung lembab, sehingga disukai oleh HPV.
Meski infeksi HPV bisa dicegah, Morris mengatakan bahwa vaksinasi saja tidak cukup. Vaksin yang ada saat ini hanya bisa mencegah infeksi 2 dari sekitar 20 jenis HPV, sehingga kadang-kadang dibutuhkan upaya pencegahan lain dalam hal ini sunat.
Kalaupun tetap memilih untuk tidak disunat, Morris menekankan agar laki-laki selalu menjaga kebersihan alat kelamin terutama di bagian yang tertutup kulup (kulit yang menutup kepala penis). Cara membersihkannya adalah dengan menarik kulup itu ke belakang, lalu dibersihkan sambil mandi.
Brian Morris, MD, seorang peneliti dari University of Sydney mengatakan risiko kanker penis pada laki-laki yang tidak disunat adalah 1:1.000. Angka itu sebenarnya kecil, namun tetap lebih besar dibandingkan risiko pada laki-laki yang disunat yaini 1:50.000.
"Kanker penis lebih banyak ditemukan di negara-negara yang penduduk laki-lakinya jarang disunat. Namun hubungan sunat dengan kanker bukan hanya semacam kecenderungan, ada alasan ilmuah di belakangnya," ungkap Morrris seperti dikutip dari MensHealth.com.
Menurut Morris, kulit yang ketat di bagian depan membuat alat kemaluan laki-laki yang tidak disunat jadi sulit dibersihkan. Jika menumpuk, kotoran yang menempel di bagian itu dapat memicu radang atau inflamasi yang merupakan salah satu faktor pencetus kanker penis.
Faktor lain yang mendasarinya adalah infeksi Human Pappoloma Virus (HPV), sejenis virus yang ditularkan melalui hubungan kelamin dan pada perempuan bisa memicu kanker serviks atau leher rahim. Kondisi kepala penis yang tertutup cenderung lembab, sehingga disukai oleh HPV.
Meski infeksi HPV bisa dicegah, Morris mengatakan bahwa vaksinasi saja tidak cukup. Vaksin yang ada saat ini hanya bisa mencegah infeksi 2 dari sekitar 20 jenis HPV, sehingga kadang-kadang dibutuhkan upaya pencegahan lain dalam hal ini sunat.
Kalaupun tetap memilih untuk tidak disunat, Morris menekankan agar laki-laki selalu menjaga kebersihan alat kelamin terutama di bagian yang tertutup kulup (kulit yang menutup kepala penis). Cara membersihkannya adalah dengan menarik kulup itu ke belakang, lalu dibersihkan sambil mandi.
tema boleh soal sunat/khitan, tapi gambarnya jangan kampak doooonnnkk !!!! bikin takut yang bacanya.......wakakakakakakakakakakakkaa....
BalasHapusnais inpoh and.....pertamax diamankan.
gila kali ya sunat pake kampak.hahahahha
BalasHapusdaging cincang kalee.....
Hmmm, lebih dari 1400 tahun yg lalu,..Islam sudah mewajibkan disunat..yg pasti itu adalah baik utk kesehatan dan kebersihan...klu sekarang ilmu kesehatan membenarkan, itu sudah tdk mengherankan krna setiap perintah Allah pasti itu untuk kemaslahatan umat manusia...
BalasHapus"Sunat Tak Hanya Cegah HIV Tapi Juga Kanker Penis"
BalasHapusSaya tak sependapat dengan judul itu. Penyebaran HIV bukan terbatas hanya pada pria yang belum sunat.
Seseorang yang bukan pengguna narkoba saja bisa tertular karena ada riwayat transfusi. Bahkan janin yang didalam kandungan saja dapat dijumpai HIV oleh karena ditularkan oleh ibunya.
Cara penularan HIV:
1. Seks bebas/tanpa pengaman.
Kondom juga tak jamin 100% aman
2. Jarum suntik yang telah terkontaminasi oleh pengguna narkoba
3. Antara ibu dan bayinya, mulai masa hamil hingga menyusui
4. Luka yang diakibatkan oleh benda tajam seperti pisau, silet maupun gunting
5. Transfusi darah
Kiranya sedikit tanggapan dari saya dapat menjadi wawasan bagi teman2.
buat ts diatas gue : thanks.....
BalasHapus