12 Juli 2010

Indonesia Raih Kemenangan Di Kontes Pembuatan Software Dunia


Tim Candradimuka (IT Telkom)

Jakarta - Salah satu perwakilan Indonesia di ajang Imagine Cup 2010 yang berasal dari Institut Teknologi Telkom (IT Telkom) berhasil memboyong piala. Dalam ajang yang digelar di Polandia tersebut, tim bernama Candradimuka ini menjadi juara ketiga untuk kategori Interoperability Award.

Tim Candradimuka terdiri dari Anggunmeka Luhur Prasasti (Teknik Telekomunikasi 2008), Kania Audrint (Informatika 2006), Widya Fira Desgita (Informatika 2007), dan Yudha Antawiryawan (Informatika 2007). Mereka berhasil menggaet penilain juri setelah hadir dengan software untuk penanganan gizi buruk.

Software yang dinamakan LIFE ini berbasis website. LIFE memuat peta online yang dapat diakses dan dalam peta tersebut terdapat beberapa gambar balon yang menunjukan presentase jumlah pengidap gizi buruk di daerah tertentu.

Data tersebut diperoleh dari laporan petugas kesehatan melalui layanan SMS. Sehingga proses pengumpulan data pengidap gizi buruk lebih cepat dan bisa
secepatnya ditangani.

Dodi Qori Utama, mentor proyek LIFE tidak dapat menyembunyikan kegembiraannya. Dodi yang sejak awal proyek sudah terlibat menuturkan bahwa tema gizi buruk diambil karena melihat bahwa penanganan gizi buruk di Indonesia selalu terlambat.

"Pemerintah baru tahu setelah ada pemberitaan dari media. Dengan software ini, pemerintah bisa mendapatkan kondisi yang sebenarnya secara realtime," katanya
saat berbincang dengan detikINET.

Selama ini, sambung pria yang juga menjadi dosen di IT Telkom itu, data tentang gizi buruk dilakukan secara manual. Proses updating data yang berjenjang dari tingkat Posyandu hingga nasional ini memerlukan waktu 5 bulan hingga 2 tahun. Hal itulah yang mengakibatkan penanganan gizi buruk di Indonesia selalu terlambat.

"Dengan software ini, tidak sampai 10 menit datanya bisa diperoleh. Secara teknis, dari level terendah yakni Posyandu, para bidannya akan mendata. Data tersebut akan diteruskan ke puskesmas, kemudian ke kota dan akhirnya tersentralisasi secara nasional. Sehingga pemerintah bisa melihat kondisinya," paparnya.

Tak hanya tropi, tim Candradimuka juga berhak mendapatkan hadiah sejumlah uang sebesar US$ 3000. Ditanya akan dipergunakan untuk apa hadiah tersebut, Yudha dan Kania dari tim Candradimuka mengaku belum memiliki rencana apapun untuk hadiah tersebut. Namun mereka berambisi untuk mewujudkan software ini agar bisa
diimplementasikan di Indonesia, minimal di wilayah Jabar.

"Kita tidak tahu mau buat apa. Tapi yang jelas kita akan berusaha untuk mewujudkan prototipe ini agar bisa diimplementasikan," kata mereka berdua kompak.

Indonesia sendiri mengirimkan 4 tim dalam ajang yang digawangi oleh Microsoft tersebut. Interoperability Award sendiri bertujuan untuk memperkenalkan software Microsoft. Dalam kompetisinya peserta ditantang untuk menggabungkan satu teknologi dengan lainnya sehingga dapat membuat koneksi antar orang, data dan sistem sehingga menjadi satu inovasi baru.

"Di sinilah kemampuan akan teruji dalam membangun jembatan teknis dan menggabungkan beberapa teknologi dari vendor yang berbeda. Baik perangkat lunak bebas maupun open source," tukas Dodi.

Sementara untuk juara pertama di kategori Interoperability Award adalah tim yang berasal dari Jamaika kemudian disusul oleh tim dari Brasil.

Wah bangga gw gan sebagai Bangsa Indonesia, Applause dulu buat anak Bangsa yang mengharumkan nama Indonesia.

Sumber : Kaskus.us

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts with Thumbnails