Kecelakaan beruntun yang menimpa mobil rombongan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terjadi di Jalan Letjen S Parman, Kota Malang, Rabu (11/1/2012), sekitar pukul 12.00 WIB.
Tidak ada korban jiwa. Lima mobil mengalami kerusakan di bagian depan, yakni yang ditumpangi staf Kementerian Pembangunan, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Kementrian Agama, dan dari pengurus Pengurus Besar Nahdlotul Ulama (PBNU).
Kelima mobil tersebut adalah Avanza bernopol N 1601 DT, Corolla Altis nopol N 302 DP, Innova nopol N 430 AP, Avanza nopol W 329 PP, dan mobil Avanza nopol L 1787 EK.
Para penumpang yang menaiki mobil yang mengalami kecelakaan langsung dijemput oleh mobil lain untuk melanjutkan perjalanan menuju tempat muktamar XI Jam’iyah Ahlith Thariqah Al Mu’tabarah An Nahdliyah di Ponpes Al Munawwariyah, di Jalan Raya Sudimoro, Bululawang, Kabupaten Malang.
"Mobil-mobil tersebut yang terlibat kecelakaan mulai terdepan hingga terakhir. Dan mobil terakhir yang terlibat kecelakaan itu adalah Avanza L 1787 EK warna silver," cerita Khalid Anwar, pengurus PBNU yang menumpangi salah satu mobil.
Menurutnya, dalam kecelakaan tersebut tidak ada pejabat negara yang berada di mobil nahas tersebut. "Hanya mobil yang ikut rombongan Presiden yang kecelakaan," katanya sembari enggan bercerita lebih detal kepada media.
Dari data yang dihimpun di lokasi kecelakaan, iring-iringan rombongan mobil Presiden SBY itu memang terlihat sangat panjang. AKhirnya iring-iringan tersebut terbagi menjadi dua rombongan.
Adapun mobil yang mengalami kecelakaan itu adalah rombongan kedua dari iring-iringan tersebut. Diperkirakan jeda waktu antara rombongan kedua dan pertama ini terpaut sekitar 10 sampai 15 menit.
Informasi di lapangan, kecelakaan itu bermula ketika sebuah mobil Mercy warna hitam, yang ada dalam iring-iringan mobil rombongan Presiden mengalami mogok.
"Lha wong untuk kembali melanjutkan perjalanan mobil itu harus didorong lebih dulu. Jelas bahwa mobil itu mogok," kata staf dari Kementerian Agama yang namanya tidak ingin dipublikasikan di media.
Seperti layaknya iring-iringan mobil kepresidenan, rombongan kedua ikut melaju dalam kecepatan tinggi. Setidaknya saat kecelakaan terjadi, mobil melaju dalam kecepatan 80 Km perjam.
Sang sopir di lima mobil itu tidak bisa menghentikan laju kendaraan untuk menghindari benturan. Mobil-mobil yang berada di belakang mobil Mercy yang mogok itupun terperangkap dalam kecelakaan beruntun.
Hampir semua badan mobil-mobil itu mengalami ringsek cukup parah. Mobil itupun tidak bisa melanjutkan perjalanan karena mesin rusak. "Untuk sementara mobil-mobil ini kita evakuasi dengan mobil Derek menuju Kantor Unit Laka Mapolres Malang Kota yang berada di jalan Cipto,' katanya.
Kalau tetap di jalan dikhawatirkan akan menimbulkan kemacetan arus lalu lintas. "Kita amankan saja di unit laka Polresta Malang. Untung rombongan Presiden aman. Tidak ada korban luka akibat kecelakaan ini," kilah Kanit Laka, Iptu I Gusti Agung Ananda, ditemui wartawan di lokasi kejadian.
Sementara itu, menurut Huda Sabili, salah satu anggota rombongan Presiden dari sebuah media massa nasional menyebutkan, pihak Patwal (patroli pengawal) lemah dalam koordinasinya. "Koordinasinya yang lemah. Jadinya rombongan terpisah," katanya.
Tidak ada korban jiwa. Lima mobil mengalami kerusakan di bagian depan, yakni yang ditumpangi staf Kementerian Pembangunan, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Kementrian Agama, dan dari pengurus Pengurus Besar Nahdlotul Ulama (PBNU).
Kelima mobil tersebut adalah Avanza bernopol N 1601 DT, Corolla Altis nopol N 302 DP, Innova nopol N 430 AP, Avanza nopol W 329 PP, dan mobil Avanza nopol L 1787 EK.
Para penumpang yang menaiki mobil yang mengalami kecelakaan langsung dijemput oleh mobil lain untuk melanjutkan perjalanan menuju tempat muktamar XI Jam’iyah Ahlith Thariqah Al Mu’tabarah An Nahdliyah di Ponpes Al Munawwariyah, di Jalan Raya Sudimoro, Bululawang, Kabupaten Malang.
"Mobil-mobil tersebut yang terlibat kecelakaan mulai terdepan hingga terakhir. Dan mobil terakhir yang terlibat kecelakaan itu adalah Avanza L 1787 EK warna silver," cerita Khalid Anwar, pengurus PBNU yang menumpangi salah satu mobil.
Menurutnya, dalam kecelakaan tersebut tidak ada pejabat negara yang berada di mobil nahas tersebut. "Hanya mobil yang ikut rombongan Presiden yang kecelakaan," katanya sembari enggan bercerita lebih detal kepada media.
Dari data yang dihimpun di lokasi kecelakaan, iring-iringan rombongan mobil Presiden SBY itu memang terlihat sangat panjang. AKhirnya iring-iringan tersebut terbagi menjadi dua rombongan.
Adapun mobil yang mengalami kecelakaan itu adalah rombongan kedua dari iring-iringan tersebut. Diperkirakan jeda waktu antara rombongan kedua dan pertama ini terpaut sekitar 10 sampai 15 menit.
Informasi di lapangan, kecelakaan itu bermula ketika sebuah mobil Mercy warna hitam, yang ada dalam iring-iringan mobil rombongan Presiden mengalami mogok.
"Lha wong untuk kembali melanjutkan perjalanan mobil itu harus didorong lebih dulu. Jelas bahwa mobil itu mogok," kata staf dari Kementerian Agama yang namanya tidak ingin dipublikasikan di media.
Seperti layaknya iring-iringan mobil kepresidenan, rombongan kedua ikut melaju dalam kecepatan tinggi. Setidaknya saat kecelakaan terjadi, mobil melaju dalam kecepatan 80 Km perjam.
Sang sopir di lima mobil itu tidak bisa menghentikan laju kendaraan untuk menghindari benturan. Mobil-mobil yang berada di belakang mobil Mercy yang mogok itupun terperangkap dalam kecelakaan beruntun.
Hampir semua badan mobil-mobil itu mengalami ringsek cukup parah. Mobil itupun tidak bisa melanjutkan perjalanan karena mesin rusak. "Untuk sementara mobil-mobil ini kita evakuasi dengan mobil Derek menuju Kantor Unit Laka Mapolres Malang Kota yang berada di jalan Cipto,' katanya.
Kalau tetap di jalan dikhawatirkan akan menimbulkan kemacetan arus lalu lintas. "Kita amankan saja di unit laka Polresta Malang. Untung rombongan Presiden aman. Tidak ada korban luka akibat kecelakaan ini," kilah Kanit Laka, Iptu I Gusti Agung Ananda, ditemui wartawan di lokasi kejadian.
Sementara itu, menurut Huda Sabili, salah satu anggota rombongan Presiden dari sebuah media massa nasional menyebutkan, pihak Patwal (patroli pengawal) lemah dalam koordinasinya. "Koordinasinya yang lemah. Jadinya rombongan terpisah," katanya.
Presiden SBY ke Ponpes Al Munawariyah, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang untuk membuka Muktamar ke-XI Jamiyatul Ahlith Thoriqoh Al Mu'tabarah An-Nahdliyah.
Setelah acara, rombongan Presiden menginap di Malang dan keesokan harinya, pada Kamis (12/1/2012), bertolak ke Madiun dari Bandara Abdurrahman Saleh, Malang, kemudian mendarat di Lanud Iswahjudi, Madiun.
Setelah acara, rombongan Presiden menginap di Malang dan keesokan harinya, pada Kamis (12/1/2012), bertolak ke Madiun dari Bandara Abdurrahman Saleh, Malang, kemudian mendarat di Lanud Iswahjudi, Madiun.
0 komentar:
Posting Komentar