Warga mengikuti Kirab Budaya Yogyakarta Kota Republik di Jalan Malioboro Yogyakarta). Kegiatan tersebut digelar untuk memperingati 65 tahun hijrahnya Ibukota Republik Indonesia dari Jakarta ke Yogyakarta dan mengukuhkan Yogyakarta sebagai Kota Republik.
Air mata Prof Oetarjo, sejarawan dan guru besar UGM, jatuh tak terelakkan ketika mengingat ucapan Sultan Hamengku Buwono (HB) IX kepada Ir Soekarno saat memberikan kata perpisahan kembalinya Jakarta menjadi pusat pemerintahan pada 1949.
"Yogyakarta sudah tidak punya apa-apa lagi. Silakan lanjutkan pemerintahan ini di Jakarta," tutur Oetarjo menirukan ungkapan HB IX sambil mengeluarkan cek senilai 6 juta gulden dengan berurai air mata di hadapan Ir Soekarno dan menteri-menterinya.
Tidak hanya Sultan HB IX yang menangis, katanya. Waktu itu pun para menteri kabinet Soekarno ikut menangis. Momen itulah yang membuat dirinya selalu tidak kuasa untuk meneteskan air mata ketika mengingatnya.
"HB IX adalah sosok yang all out dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan republik ini," ujarnya lirih menahan tangis di depan wartawan.
"Coba Anda bayangkan. Seorang Raja Jawa yang berwibawa mengumumkan dirinya tidak punya apa-apa di hadapan umum," ujarnya.
Menurut Oetarjo, kala itu memang Yogyakarta sudah tidak punya apa-apa lagi untuk menopang keuangan RI yang pindah ke Yogyakarta. Hampir semua biaya operasional untuk menjalankan roda pemerintahan, misalnya kesehatan, pendidikan, militer, dan pegawai-pegawai RI, saat itu dibiayai Keraton Kasultanan Yogyakarta.
Oetarjo menambahkan, Sultan dan rakyat Yogyakarta memiliki andil besar dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia. "Sultan dan rakyat bersatu tanpa pamrih memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan," ujarnya sambil menyeka air mata
Sumber : http://regional.kompas.com/read/2011/01/04/22030763/Indonesia.Berutang.6.Juta.Gulden.#
rakyatnya tidak membantu bapak presiden malah banyak yang korupsi...........banyak yang suka membuat huru hara...........
BalasHapus6 JUTA GULDEN KALO DI KURS SEKARANG BERAPA YA.....
BalasHapusnah lho... jogja khan indonesia jg... kok hutang sih...
BalasHapushutang ya hutang,,,, ga ada hubungan ama nasionalisme ato kebangsaan,,,, temen gua ngutang aja tetep harus dibayar
BalasHapusAnonim nomer 3 emang KOPLO...
BalasHapussaya kira sangat arif jogja tetap daerah yg di istimewakan pemimpin tertinggi jogja mesti di pegang oleh kesultanan jogja sebagai rasa terimakasih ....maksud presiden sby jg gk ada salahnya seh,cuma kalo reaksi masyarakat jogja dan pemimpinnya jelas menolak ya presiden harus ikuti dengan arif dunk
BalasHapus