5 April 2011

Inilah Profesor Termuda di Amerika, Ternyata Orang Asli Indonesia


Nelson Tansu meraih gelar Profesor di bidang Electrical Engineering di Amerika sebelum berusia 30 tahun. Karena last name-nya mirip nama Jepang, banyak petinggi Jepang yang mengajaknya “pulang ke Jepang” untuk membangun Jepang. Tapi Prof. Tansu mengatakan kalau dia adalah pemegang paspor hijau berlogo Garuda Pancasila. Namun demikian, ia belum mau pulang ke Indonesia . Kenapa?
Nelson Tansu lahir di Medan , 20 October 1977. Lulusan terbaik dari SMA Sutomo 1 Medan. Pernah menjadi finalis team Indonesia di Olimpiade Fisika. Meraih gelar Sarjana dari Wisconsin University pada bidang Applied Mathematics, Electrical Engineering and Physics (AMEP) yang ditempuhnya hanya dalam 2 tahun 9 bulan, dan dengan predikat Summa Cum Laude. Kemudian meraih gelar Master pada bidang yang sama, dan meraih gelar Doktor (Ph.D) di bidang Electrical Engineering pada usia 26 tahun. Ia mengaku orang tuanya hanya membiayai-nya hingga sarjana saja. Selebihnya, ia dapat dari beasiswa hingga meraih gelar Doktorat. Dia juga merupakan orang Indonesia pertama yang menjadi Profesor di Lehigh University tempatnya bekerja sekarang.


Thesis Doktorat-nya mendapat award sebagai “The 2003 Harold A. Peterson Best ECE Research Paper Award” mengalahkan 300 thesis Doktorat lainnya. Secara total, ia sudah menerima 11 scientific award di tingkat internasional, sudah mempublikasikan lebih 80 karya di berbagai journal internasional dan saat ini adalah visiting professor di 18 perguruan tinggi dan institusi riset. Ia juga aktif diundang sebagai pembicara di berbagai even internasional di Amerika, Kanada, Eropa dan Asia .


Karena namanya mirip dengan bekas Perdana Menteri Turki, Tansu Ciller, dan juga mirip nama Jepang, Tansu, maka pihak Turki dan Jepang banyak yang mencoba membajaknya untuk “pulang”. Tapi dia selalu menjelaskan kalau dia adalah orang Indonesia . Hingga kini ia tetap memegang paspor hijau berlogo Garuda Pancasila dan tidak menjadi warga negara Amerika Serikat. Ia cinta Indonesia katanya. Tetapi, melihat atmosfir riset yang sangat mendukung di Amerika , ia menyatakan belum mau pulang dan bekerja di Indonesia . Bukan apa-apa, harus kita akui bahwa Indonesia terlalu kecil untuk ilmuwan sekaliber Prof. Nelson Tansu.


Ia juga menyatakan bahwa di Amerika, ilmuwan dan dosen adalah profesi yang sangat dihormati di masyarakat. Ia tidak melihat hal demikian di Indonesia . Ia menyatatakan bahwa penghargaan bagi ilmuwan dan dosen di Indonesia adalah rendah. Lihat saja penghasilan yang didapat dari kampus. Tidak cukup untuk membiayai keluarga si peneliti/dosen. Akibatnya, seorang dosen harus mengambil pekerjaan lain, sebagai konsultan di sektor swasta, mengajar di banyak perguruan tinggi, dan sebagianya. Dengan demikian, seorang dosen tidak punya waktu lagi untuk melakkukan riset dan membuat publikasi ilmiah. Bagaimana perguruan tinggi Indonesia bisa dikenal di luar negeri jika tidak pernah menghasilkan publikasi ilmiah secara internasional?


Prof. Tansu juga menjelaskan kalau di US atau Singapore , gaji seorang profesor adalah 18-30 kali lipat lebih dari gaji professor di Indonesia . Sementara, biaya hidup di Indonesia cuma lebih murah 3 kali saja. Maka itu, ia mengatakan adalah sangat wajar jika seorang profesor lebih memilih untuk tidak bekerja di Indonesia . Panggilan seorang profesor atau dosen adalah untuk meneliti dan membuat publikasi ilmiah, tapi bagaimana mungkin bisa ia lakukan jika ia sendiri sibuk “cari makan”.

12 komentar:

  1. Cinta Tanah air dari mana???? orang yang ada difikirannya cuman uang ko', kalobener cinta tanha air harusnya dia bangun dong negeri ini, rela berkorban ( digaji kecil ) hyahahaha

    BalasHapus
  2. yg ga cinta tanah air itu orng" DPR dan pejabat" lain yg slalu kurang puas dgn apa yg dia capai,msh untung orng brilmu yg puas mnghslkn ssuatu dgn kmmpuannya mmbuat sswt,tpi pejabat DPR tdk mnghslkn sswt mlh mnt gedung bru snilai 1T lbh klo dbndngkn UTANG indonesia 2000T klo dbyr 1T bsa krng jdi 1999T kn lumayan brkurang bknnya nmbah,orng indonesia bnyk yg kaya tpi ga bsa bayar UTANG,saia cinta indonesia krn alamnya bkn krn hutangnya yg bgitu bnyk krn itu saia cinta indonesia tpi saia mlu jdi orng indonesia krn trs"an UTANG

    BalasHapus
  3. hhhmmmmm....nggak heran kalo sarjana banyak yg jdi buruh kuli di Luar negri. di negri sendiri tidak ada harganya. para veteran dan para atlit, para pahlawan yg sudah pensiun mana mereka sama se x tidak di perhatikan oleh pemerintah hidup mereka banyak yang di gang senggol. Indonesia hanya kaya Alamnya namun sayang justru warga nya banyak yang miskin. Semua PEJABATnya lebih memikirkan harta sendiri dan jabatan sendiri..!!

    BalasHapus
  4. buat anonim paling atas....jangan gampang men-judge orang...klo cm ngomong aja sih emang mudah krn tdk mengalami situasi yg dialami Prof. Tansu....klo kata saya mah mending dia d sana di Amerika, terus berkarya daripada kayak kebanyakan orang indonesia, tinggal di indonesia tp kerjaannya menghancurkan indonesia pelan2...korupsi, kolusi n nepotisme, memperkaya diri sendiri, liat pejabat2 kita, liat anggota DPR, DPRD, liat kebanyakan PNS kita.....pengen dapet duit banyak, pengen kaya, tp malas2an, nyari jalan instan buat dpt duit banyak...merekalebih buruk ketimbang orang yg pengen terus maju n berkarya tp d negeri orang seperti Prof. Tansu....perusak bangsa yg tinggal di Indonesia inilah yg benar2 penghianat bangsa....

    BalasHapus
  5. Setuju banget ama anonim di atas gue...

    sekali lagi SETUJU BANGEEEEEEETTT !!!

    BalasHapus
  6. NGAPAIN TINGGAL DI TEMPAT YANG GA BISA MENGHARGAI PRESTASI WARGANYA... MASIH UNTUNG BELIAU GA PINDAH WARGA NEGARA... MUNGKIN ITU BUKTI CINTAX SAMA NEGARA KAYA' GINI... BELIAU MASIH RELA MENGANGGUNG RASA "MALU" PEJABAT2 DI NEGRINYA... CKCKCKCK... SALUT BUAT PROF. TENSU..

    BalasHapus
  7. udahlah sadar diri masing masing!

    BalasHapus
  8. INDONESIA MAH KELAUT AJA WAHAHAHAHA

    BalasHapus
  9. bagus prof tansu,,,jangan bikin indonesia maju,,,kalau indonesia maju tingkat korupsi nepotisme makin maju juga,,,,,hasilnya juga sama nol,,,,,karena indonesia tidak belajar dari kesalahan yang sebelumnya

    BalasHapus
  10. anonim pertama,lu bsanya ngtain orng blm tentu lu bsa kya dy

    BalasHapus
  11. Indonesiaku sayang
    Indonesiaku malang

    BalasHapus

Related Posts with Thumbnails