Beberapa wilayah indonesia seperti Kalimantan dan Jakarta memang tengah dilanda angin kencang yang terkadang disertai hujan dan juga petir. Cuaca ekstrim ini pun membuat warga khawatir dan tak bisa beraktivitas dengan tenang.
Kepala Sub Bidang Informasi Publik Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Harry Tirto Djatmiko, mengatakan angin kencang terjadi akibat badai tropis yang mengakibatkan tekanan rendah, atau adanya awan cumulonimbus.
"Awan cumulonimbus (awan hitam menjulang tinggi) dapat menimbulkan hujan lebat dan angin kencang. Biasanya sebelum terjadi hujan lebat didahului angin kencang. Angin kencang pada awan tersebut kecepatan dapat mencapai 35-50 Km per jam," kata Harry.
Walau Indonesia tidak dilewati badai tropis, namun dampak angin kencang masih bisa terjadi karena dapat mencapai jarak 70 Km per jam, terutama di daerah yang berdekatan dengan lintasan badai tropis. "Misalnya Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur," ucapnya.
Namun karena badai lua yang berada di barat laut Australia sudah punah, maka angin kencang ini pun mulai berkurang. Sebelumnya, angin kencang disebabkan karena adanya komponen awan yang memanjang di Samudera Hindia sebelah barat Sumatera, Jawa, Bali, hingga Laut Arafuru.
"Itu akibat adanya bibit badai di Teluk Carpentaria," kata Harry.
Kepala Sub Bidang Informasi Publik Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Harry Tirto Djatmiko, mengatakan angin kencang terjadi akibat badai tropis yang mengakibatkan tekanan rendah, atau adanya awan cumulonimbus.
"Awan cumulonimbus (awan hitam menjulang tinggi) dapat menimbulkan hujan lebat dan angin kencang. Biasanya sebelum terjadi hujan lebat didahului angin kencang. Angin kencang pada awan tersebut kecepatan dapat mencapai 35-50 Km per jam," kata Harry.
Walau Indonesia tidak dilewati badai tropis, namun dampak angin kencang masih bisa terjadi karena dapat mencapai jarak 70 Km per jam, terutama di daerah yang berdekatan dengan lintasan badai tropis. "Misalnya Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur," ucapnya.
Namun karena badai lua yang berada di barat laut Australia sudah punah, maka angin kencang ini pun mulai berkurang. Sebelumnya, angin kencang disebabkan karena adanya komponen awan yang memanjang di Samudera Hindia sebelah barat Sumatera, Jawa, Bali, hingga Laut Arafuru.
"Itu akibat adanya bibit badai di Teluk Carpentaria," kata Harry.
seremm banget tuh gan....
BalasHapusterlihat mengerikan sekali lintasannya...
BalasHapusertilnya keren banget makasih atas infonya
BalasHapus