-
▼
2012
(1286)
-
▼
Maret
(222)
- Kebohongan Besar Pemerintah Mengenai BBM !
- Lima Hal Yang Perlu Kamu Ketahui Tentang Earth Hour
- Sebelum Lahirnya Hari Film Nasional
- Tips Dikasih Harga Murah Pas Nawar Barang
- 9 Rahasia Memancing Kreativitas
- Pulau Indonesia yang Sangat Kaya Raya sejak Masa P...
- Inilah Wajah Wanita Cantik Sempurna ala Dokter Bedah
- John Kei dan Hercules Tunggu 'Order' Amankan Pilgu...
- Afriani Susanti Cari Jodoh,Anda Berminat?
- 6 Hal Sepele dan Konyol yang Membuat Kita Bahagia
- Kapal Hantu Ini Berlayar dari Jepang Menuju Kanada...
- 5 Suara Teknologi yang Mulai Punah
- Kenapa Produk Rokok Tak Cantumkan Nomor Keluhan Pe...
- Penelitian : Mayat Perokok Lebih Lama Terurai
- Wanita Cantik Ini Didiskualifikasi Panitia Miss Un...
- Pembangkit Listrik Surya yang Beroperasi di Malam ...
- Foto Eksklusif Rowan Atkinson "Mr. Bean" dan Dewi ...
- Video Aksi Pindah Jalur Mobil Terkeren
- Bayi Ini Dibekukan Sampai Mati Agar Selamat
- Mengintip Pembuatan Replika Pesawat di Kampung Cag...
- 7 Cara Menjadi Ahli Telematika
- Mengapa Tombol " F " dan " J " Pada Keyboard Ada T...
- Fakta Kesatria-kesatria Perang di Zaman Tiga Kerajaan
- Inilah Telur Ayam yang Berwajah Alien
- 10 Olahragawan Legendaris Sepanjang Masa
- 10 Penyakit Mematikan Antarspesies
- Anak SMA Gaet Bintang Porno Jadi Pacar Via Twitter
- Mainz, Kota Budaya Jerman yang Eksotis
- Karya Seni Menakjubkan dari Debu di Kaca Mobil
- Desa Ini Ganti Nama Terpanjang di Dunia Demi Wisat...
- Rumah Akuarium Linear Ala Jepang
- Kapal Pesiar Mewah Qaddafi Dibeli Miliarder Italia
- Penyebab Dan Obat Gigi Berlubang
- Hiu yang Tidak Bisa Berenang di Papua
- 8 Fakta Tentang Air Dunia
- Film Dokumenter Tentang Nasib Tragis Orangutan di ...
- Anggota DPRD Ingin Sepeda Dikenai Pajak
- Inilah Penembak Jitu Perempuan Tertua di Dunia
- Mudah Mengantuk, Gejala Awal Beberapa Penyakit
- 5 Cara Efektif Berbelanja Hemat
- Daftar 10 Ponsel Paling Laris di 2012
- Rusia Siap 'Perang' Dengan NATO
- Hobi Nyeleneh 12 Bos Perusahaan Kelas Dunia
- Kelakuan Orang-Orang di Tanggal Tua
- Madrid Bangun Resor di Uni Emirat Arab
- Video Cara Unik Orang Syria Membuat Sumber Energi ...
- "The Raid" Diputar Serentak di Empat Negara
- 5 Motor Berdesain Terburuk Sepanjang Masa
- Ternyata Toyota Melenceng dari Nama Asli
- Ini Dia Montir yang Mirip Dengan Obama
- 10 Pesepakbola Muda Termahal di Dunia
- Sehat dan Awet Muda Dengan Minum Arang
- The Raid Sukses, Pencak Silat Jadi Sport Tourism B...
- Apakah Hewan Juga Bermimpi Saat Tidur ?
- Kota "Iblis" Moguicheng di Provinsi Xinjian,China
- Indahnya Toleransi Beragama di Bali
- 10 Resto Siap Saji Raih 'Like' Terbanyak di Facebook
- Mengintip Proses Perakitan Mobil Honda di Karawang...
- Asal Usul Nama Pulau-Pulau Besar di Indonesia
- Keren, Seni Membuat Awan Dalam Ruangan
- Potret Kehidupan PSK Remaja di Bangladesh
- Jenidri, Buah Termahal Di Dunia
- 10 Tanaman Penangkal Santet
- Makna Filosofis Lagu Gundul-Gundul Pacul
- 10 Mie Instan Terlezat di Dunia, Indomie Peringkat...
- Penyebab Cuaca Ekstrim di Wilayah Indonesia
- Kapan Sidik Jari Manusia Terbentuk?
- 12 Bumbu Rahasia Koki yang Dibutuhkan Setiap Dapur
- Jeff Fabry, Atlet Panah AS yang Menembakkan Busur ...
- Daftar 7 Kota Tersehat di Dunia
- Andy Lau Kalah Dari Aktor Indonesia Donny Damara D...
- Pertolongan Pertama Terjangkit Toksin Tomcat
- Super Junior SS4 Digelar di Indonesia!
- The Raid Masuk 50 Film Action Terbaik Dunia, Setar...
- 10 Hal Unik di Kota Dhaka, Bangladesh
- Presiden, Saya Mau Keadilan, Bukan Amplop Rp 25 Juta
- 9 Jenis Daging Beserta Ciri Khasnya
- Kolam Renang Transparan yang Keren dari Negeri Kan...
- Keindahan Gedung Pencakar Langit dari Berbagai Kot...
- Foto 12 Binatang Tergemuk di Dunia
- Ditemukan Senyawa Alami Pemusnah HIV
- Jangan Pasang Behel Untuk Keren-kerenan Saja
- 10 Pemain Bola yang Meninggal Ketika Sedang Bertan...
- Mad Warrior, Game Petualangan Bernuansa Indonesia ...
- Walau Raja Korupsi Indonesia Tetap Menakutkan
- 10 Bencana Tornado Terbesar Dalam Sejarah
- Mereka yang Terlahir Bagai di Neraka
- Mengintip Cara Unik Pelajar Jepang Nyontek
- Ingin Anak Pintar Bicara? Ajari 2 Bahasa Sejak Bayi
- Inilah 10 Film Kungfu Klasik terbaik versi IMDB
- Hacker Rusia yang Sukses Jebol Chrome
- 6 Olahraga yang Bisa Dilakukan di Depan TV
- Cara Membuat Komik Bekas Menjadi Pot
- 6 Teknik Berjabat Tangan Secara Profesional
- Pulau XXXX, Pulau Khusus Pria di Australia!
- Unik, Ganja Dibuat Menjadi Minuman Soda
- Di Fakfak, Pecahan Rp. 20.000 Dibilang “Uang Kecil”
- Worlds Most Eco-friendly Sports Stadiums
- Perkembangan Sinema Hong Kong dari Masa ke Masa
- 10 Stasiun Kereta Api Tertua di Indonesia
-
▼
Maret
(222)
15 Maret 2012
Di Fakfak, Pecahan Rp. 20.000 Dibilang “Uang Kecil”
Sebelum membaca artikel ini, tolong anda perhatikan dulu gambar ilustrasinya. Ya, betul yang terdiri dari uang pecahan Rp. 1.000, Rp. 2.000, Rp. 5.000, Rp. 10.000, dan Rp. 20.000 itu.
Memangnya kenapa? Tentu anda bertanya seperti ini, ya?
Saya cerita, ya?
Boleh percaya, boleh tidak. Uang dengan pecahan-pecahan tersebut termasuk barang langka di kota asal saya, Fakfak, Papua Barat! Hal ini terutama sekali dirasakan oleh pemilik toko-toko di sana. Yakni, ketika harus memberi uang kembalian dari transaksi-transaksi penjualan di tokonya.
Saking langkanya sampai uang dengan pecahan-pecahan tersebut biasanya dicari sampai di Jawa. Terutama sekali di Surabaya. Untuk kemudian dikirim ke sana. Yang paling sulit adalah pecahan Rp. 1.000. Repotnya, pecahan ini juga cukup sulit dicari di Surabaya dalam keadaan masih baru.
Jangan tanya lagi bagaimana dengan pecahan Rp 500. Karena pecahan Rp 500 ini sudah nyaris tak terlihat di sana. Ini dipengaruhi oleh harga barang-barang di sana yang serba tinggi. Tidak ada lagi barang berharga di bawah Rp.1.000. Termasuk sebatang jarum sekalipun. Barang-barang di Papua memang jauh lebih mahal daripada di Jawa, karena masalah transportasi, dan tidak adanya pabrik yang menjual langsung produknya di sana. Semuanya harus dikirim dari Pulau Jawa (Surabaya).
Oleh karena itulah gaji PNS-PNS di sana juga lebih tinggi daripada rekan-rekannya di belahan Indonesia Barat. Istilah “Tunjangan Kemahalan” sudah lama dikenal di sana.
Biasanya, saudara saya di Fakfak rata-rata 2-3 bulan sekali minta tolong kepada saya untuk menukar uang pecahan Rp 1.000 sampai dengan Rp 20.000 itu di Bank Indonesia. Jadi, uang yang didapat selalu adalah uang baru yang masih dalam bungkus plastik. Sekali menukarnya mencapai puluhan juta rupiah.
Di Fakfak, uang pecahan Rp 1.000 sampai dengan Rp. 20.000 itu sering juga disebutkan dengan istilah yang sebenarnya kurang pas: “Uang kecil”. Jadi, uang Rp. 20.000 termasuk “uang kecil” di sana.
Pecahan Rp. 500 sudah tidak dicari lagi, karena seperti yang saya katakan di atas, pecahan itu “sudah tidak laku” lagi di sana.
Penyebab utama kelangkaan yang sudah berbilang belasan tahun ini dikarenakan bank-bank di Fakfak sudah tidak pernah lagi mendapat pasokan uang dengan pecahan-pecahan demikian dari Bank Indonesia. Jadi, warga Fakfak yang membutuhkan uang-uang itu dipersilakan mencari dengan caranya sendiri.
Saat ini di Fakfak hanya terdapat empat bank. Yakni, Bank Mandiri, BRI, Bank Papua, dan satu bank swasta, Bank Mega. Jangankan menerima penukaran uang, bank-bank ini sendiri pun sering mengalami kesulitan memperoleh uang pecahan tersebut.
Para pedagang asal Jawa, yang cukup banyak sukses berdagang di sana, ketika mudik ke Jawa, biasanya juga membawa pulang hasil usahanya itu yang terdiri dari uang tunai pecahan-pecahan yang justru sulit didapat di Fakfak itu. Akibatnya, kelangkaan uang dengan pecahan-pecahan demikian bertambah parah.
Memang cukup memprihatinkan melihat keadaan seperti ini. Kota Fakfak, di Papua Barat ini bisa dikatakan sebuah kota kecil yang serba kekurangan kebutuhan-kebutuhan penting seperti ini.
Selain uang kecil, kelangkaan yang sudah menjadi persoalan rutin sehari-hari masyarakat Fakfak adalah kelangkaan elpiji, danBBM. Plus listrik yang sampai hari ini masih hampir setiap hari byar-pet. Dalam sehari rata-rata terjadi pemadaman 3-5 kali! Demikian juga dengan air PDAM.
Kalau hujan, air yang disalurkan oleh PDAM selalu berubah menjadi keruh. Sungguh tidak cocok dengan nama perusahaannya: Perusahaan Daerah Air Minum. Jangankan untuk diminum, untuk mandi dan cuci saja sudah tidak layak. Masyarakat biasanya menampung sendiri air hujan untuk digunakan, maupun sebagai cadangan kalau-kalau air PDAM macet.
Jauh sebelum pemerintah punya rencana mau menaikkan harga BBM bersubsidi, di Fakfak, khususnya premium dan minyak tanah sudah lebih dulu “naik”. Harga premium di Fakfak sudah lama di tingkat pengecer paling murah Rp. 10.000/liter. Itu pun masih sulit untuk didapat. Di satu-satunya SPBU Pertamina di sana, pemandangan antrian ratusan kendaraan bermotor setiap hari sudah bertahun-tahun merupakan hal biasa, yang tetap terasa sebagai suatu penderitaan yang seolah tak berkesudahan bagi masyarakat Fakfak. Pertamax tidak ada di Fakfak.
sumber
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
sabar ya bro... ini memang mata pejabat masih buta...
BalasHapussabar katamu yg bisa ku bilang cuman DANCUK buat semua pegawai pemerintahan negri ini karna tdk ada 1 pun yg benar itu sudah dimulai dari pejabat RT. sebelum semua di bumi hanguskan kita semua tetap menderita.
HapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
Hapusbuat anonim di atas gue, ngaca dulu lo...kalo udah baik dan sempurna baru menghina orang lain.
Hapusyaaa..saya sanagat percaya dg cerita ini !! bahkan saya pernah dengar langsung dari teman-teman saya khususnya daerah indonesia timur !!
BalasHapusaduhhh zaman sekarang ini, apa di jawa juga lama-lama bisa begitu yaa??
BalasHapusfak fak memang mahal banget.....
BalasHapusngirim barang kesana aja ongkirnya sampai 2x lipat harga..
Begitu sudah kawan. di Jayapura juga hampir-hampir mirip
BalasHapuspantesan masyarakat papua minta merdeka.wajar kalau gitu.
BalasHapusbensin pernah sampai 35rb/liter....kalau ngantri bensin paling cepat dua hari karna pakai acara nginep di SPBU it is Fakfak
BalasHapusDi Fak-Fak bisa2 bikin kita F*ck F*ck terus.. hahaha
BalasHapusBalas
Percaya... daerah penghasil emas terbesar di dunia,tapi kenyataan masyarakatnya menderita... IRONIS!
BalasHapus