Menurut tradisi Tiongkok, perayaan Tahun Baru Tiongkok akan terus berlanjut sampai Festival Lentera, yang adalah tanggal 15 bulan pertama dalam kalender Tiongkok. Festival Lentera juga disebut Festival Yuanxiao, yang dalam dialek Hokkian disebut Cap Go Meh, yang tahun ini jatuh pada 17 Februari 2011 lalu.
Sejarah Festival Lentera
Ada banyak legenda tentang asal usul festival lentera.
Salah satu cerita berasal dari masa Kaisar Qin Shihuang (259-210 SM), kaisar pertama yang mempersatukan negara Tiongkok. Dahulu kala dipercaya Dewa Langit lahir pada hari kelima belas bulan pertama. Karena Dewa Langit mengendalikan seluruh nasib umat manusia dan memutuskan kapan akan timbul kekeringan, badai, kelaparan atau wabah penyakit, maka secara khusus kaisar akan berdoa kepada Dewa Langit agar diberikan cuaca dan kesehatan yang baik pada hari itu.
Cerita lain yang populer menceritakan Kaisar Mingdi (57-75 SM) dari Dinasti Han Timur yang mengutus seorang cendekiawan ke India untuk mempelajari kitab-kitab Buddha. Setelah perjalanan ribuan mil, sang cendekiawan akhirnya kembali dengan kitab suci pada hari kelima belas bulan pertama. Begitu senangnya Kaisar hingga ia memerintahkan orang untuk mempertunjukkan parade lentera pada malam itu, karena diyakini bahwa kekuatan Buddha dapat menghalau kegelapan.
Sejak saat itu, semua kaisar berikutnya turut memerintahkan upacara lentera yang meriah setiap tahunnya. Pada Dinasti Tang (618-907 M), lentera akan dipamerkan selama 3 hari, sedang pada masa Dinasti Song (960-1279 M), lentera dipamerkan selama 5 hari. Upacara ini kemudian menjadi festival penting yang dirayakan bersama-sama dari semua kalangan masyarakat. Banyak kaca warna-warni dan bahkan giok digunakan untuk membuat lampion, dengan tokoh-tokoh dari cerita rakyat dilukis pada lentera.
Saat ini, memamerkan lentera masih merupakan acara besar pada hari kelima belas bulan pertama di seluruh Tiongkok. Ini adalah malam tahun pertama bagi orang untuk melihat bulan purnama. Saat itu, banyak lentera berwarna-warni akan digantung untuk dipertontonkan. Orang-orang pun akan disuguhi suasana malam yang terang benderang. Pemandangan yang sangat mengesankan! Semua anggota keluarga bersatu dalam suasana gembira dan makan Yuanxiao.
Cerita tentang Yuanxiao
Kebanyakan orang Tionghoa masih menyebut Festival Lentera dengan Festival Yuanxiao. Yuanxiao adalah bola-bola kecil yang terbuat dari tepung beras ketan dengan isi di dalamnya, atau lebih dikenal di Indonesia dengan nama ronde.
Yuanxiao awalnya adalah sebuah nama dari seorang pelayan istana yang bisa membuat bola ronde yang lezat untuk Kaisar Wudi (156-87 SM). Sejak ia bekerja di istana, ia kehilangan kontak dengan orang tua dan saudara-saudaranya, karena adanya larangan bagi anak perempuan istana untuk menghubungi keluarga mereka.
Dia sangat merindukan keluarganya, hingga suatu hari ketika ia sedang menangis di kebun, Menteri Dong, yang sedang mengambil beberapa bunga plum untuk kaisar, melihatnya menangis. Setelah mendengar ceritanya, Menteri Dong berjanji untuk membantunya.
Keesokan harinya, Dong menempatkan meja dan kursi di pasar dan berpura-pura menjadi peramal. Setiap orang yang datang untuk meminta keberuntungan, mengambil batang bambu dengan isi ramalan “Terbakar pada tanggal 16 bulan pertama.” Fenomena ini sontak menyebabkan banyak kekhawatiran di kalangan masyarakat.
Hal ini dilaporkan kepada Kaisar Wudi, yang juga merasa khawatir. Ia segera memanggil semua menteri ke istana dan meminta nasihat. Semua menteri terdiam membisu, karena mereka terlalu takut untuk mencari solusi apapun.
Menteri Dong menyarankan: “Para dewa api suka makan bola ketan manis. Kita bisa meminta Yuanxiao untuk membuat beberapa bola ketan manis untuk melayani Kaisar dalam sebuah upacara doa pada malam hari sebelum tanggal enam belas. Semua warga negara harus pergi keluar dan menyalakan kembang api untuk mengusir nasib buruk. Jika percikan kembang api berada di mana-mana, akan terlihat seperti kita terbakar di sini. Kaisar Langit sangat penyayang dan dia mungkin mencegah dewa api agar tidak menghukum kita.” Kaisar Wudi sangat senang pada saran Dong dan memerintahkan untuk melakukan apa yang dikatakan Dong.
Jalanan menjadi sangat ramai pada tanggal 15 malam. Yuanxiao berada di jalan bersama dengan gadis-gadis istana lainnya, masing-masing dari mereka membawa semangkuk bola ketan yang dibuat Yuanxiao, atau tiang bambu panjang dengan lentera menggantung di salah satu ujungnya. Ketika orang tua dan saudara gadis itu melihat lentera dari istana dengan dua karakter Yuanxiao, mereka menjadi sangat gembira dan berteriak keras: “Yuanxiao!” Setelah mendengar namanya diteriakkan, Yuanxiao pun dapat menemukan kembali orang tua dan saudaranya. Akhirnya seluruh keluarga dapat berkumpul kembali pada waktu itu.
Yuanxiao telah menjadi bagian penting dari Festival Lentera sejak itu.
Di Tiongkok sendiri, cara untuk membuat Yuanxiao sangat bervariasi. Berbagai isi dalam Yuanxiao bisa manis maupun asin. Yuanxiao di masa lalu, biasanya rasanya manis, dengan isi terbuat dari gula, kenari, wijen, kelopak mawar, kulit jeruk manis, pasta kacang merah, pasta biji teratai, maupun pasta buah. Sebuah bahan tunggal atau kombinasi apapun dapat digunakan sebagai isi. Pada zaman modern, berbagai asinan dari daging cincang, sayuran, maupun kombinasi di antara keduanya telah ditambahkan.
Metode yang biasa diikuti di provinsi selatan adalah membentuk adonan tepung beras hingga berbentuk bola, membuat lubang, mengisi, kemudian menutup lubang, dan meratakan bola ketan dengan cara menggulungnya menggunakan kedua telapak tangan Anda.
Di Tiongkok Utara, bahan yang biasa digunakan adalah isian manis yang tidak mengandung daging. Bahan pengisi ditekan ke dalam, kemudian dicelupkan ke dalam air, dan digulung di dalam keranjang datar berisi tepung beras ketan yang kering. Terus digulung, seperti bola salju yang bergulir, sampai terbentuk ukuran bola yang diinginkan.
sip pertamina diamankan (ulu tea)
BalasHapus