ATHENA, KOMPAS.com — Ribuan demonstran turun ke jalan di Eropa dan Timur Tengah, Senin (31/5/2010), sebagai protes atas serbuan marinir Israel terhadap armada bantuan kemanusiaan untuk Gaza yang menewaskan sedikitnya sembilan aktivis. Di sejumlah tempat, aksi demonstrasi itu diwarnai bentrokan dengan polisi. Di Palestina, beberapa orang bahkan terluka karena terkena tembakan militer Israel.
Di Athena, Yunani, sekitar 3.500 demonstran berkumpul di luar Kedutaan Israel. Mereka meneriakkan yel-yel "Jangan Ganggu Gaza" dan "Bebaskan Palestina". Ratusan demonstran bentrok dengan polisi ketika mereka melemparkan potongan marmer, batu, dan botol.
Polisi menembakkan gas air mata untuk membubarkan mereka. "Demonstran membentuk barikade api, polisi lalu mengejar mereka. Ada banyak batu dan gas air mata dan beberapa orang terluka kepalanya," kata seorang saksi mata kepada Reuters. Saksi itu menambahkan, ia melihat empat orang luka-luka. Polisi mengatakan, mereka menahan lima pengunjuk rasa.
Aksi marinir Israel di timur Laut Tengah itu juga telah memicu protes dan kemarahan Pemerintah Turki. Ribuan pengikut ulama anti-AS di Baghdad, Irak, juga turun ke jalan.
Di Paris, polisi terpaksa menggunakan gas air mata ketika sekitar 2.000 orang berunjuk rasa di dekat Kedutaan Israel. Mereka melemparkan batu, melambaikan bendera Palestina dan Turki, serta mengacung-acungkan spanduk yang berbunyi "Hidup Palestina" dan "Israel Penjahat".
Sekelompok kecil demonstran anti-Israel mengadakan unjuk rasa damai di Roma dan kota-kota di Italia lainnya. "Pemerintah Italia perlu segera memanggil kembali duta besarnya dari Israel sebagaimana negara-negara Eropa lainnya melakukannya," kata Paolo Cento, seorang politisi sayap kiri yang berada di antara demonstran. "Ini sangat serius dan tidak memiliki preseden apa pun dalam sejarah diplomasi internasional."
Polisi Swedia mengatakan, lebih dari 5.000 pengunjuk rasa berbaris dari sebuah alun-alun di Stockholm menuju Kedutaan Israel. Mereka membawa spanduk dan meneriakkan slogan-slogan. Mereka berteriak "boikot Israel" serta menggelar spanduk bertulis "Bebaskan Gaza", "Seret Israel ke Pengadilan", "Bawa Israel ke Den Haag (lokasi Pengadilan HAM Internasional)", dan "Gaza Berdarah".
Unjuk rasa itu benar dari sisi kemanusiaan. Tapi jangan lupa bahwa Israel juga punya kedaulatan penuh untuk menjaga keamanan negaranya. Lihat saja terowongan bawah tanah yang digali dari perbatasan Mesir ke Gaza untuk pasok senajata melawan Israel. Prinsipnya senjata dibalas senjata. Sebagai orang Indonesia untuk apa menaruh perhatian utama pada urusan orang lain, sedang urusan kita banyak. itu namanya bodoh sendiri.
BalasHapus