21 Februari 2012

Perjalanan Geng Preman di Jakarta

PERALIHAN penguasa bisnis jagoan di Ibu Kota bukanlah suksesi yang mulus. Pada 1990-an, area ini dikuasai Hercules. Ia semula pemuda Timor yang direkrut Komando Pasukan Khusus, atau Kopassus, pada saat proses integrasi wilayah itu ke Indonesia. Terluka dalam kecelakaan helikopter, ia dibawa Gatot Purwanto, perwira pasukan yang dipecat dengan pangkat kolonel setelah insiden Santa Cruz, ke Jakarta.


Hercules

Hercules menetap di Jakarta, dan segera merajai dunia para jagoan. Ia menguasai Tanah Abang. Namanya pun selalu dekat dengan kekerasan. Kekuasaan tak abadi. Pada 1996, ia tak mampu mempertahankan kekuasaannya di pasar terbesar se-Asia Tenggara itu. Kelompoknya dikalahkan dalam pertikaian dengan kelompok Betawi pimpinan Bang Ucu Kambing, kini 64 tahun.

Sejak itu ia tak lagi berkuasa. Tapi namanya telanjur menjadi ikon. Seorang perwira polisi mengatakan, setiap pergantian kepala kepolisian, Hercules selalu dijadikan "sasaran utama pemberantasan preman".

Pada masa kejayaan Hercules, ada Yorrys Raweyai. Pada awal 1980-an, ia bekerja menjadi penagih utang. Kekuatan pemuda asal Papua ini ditopang Pemuda Pancasila, organisasi yang mayoritas anggotanya anak-anak tentara. Dia menjadi ketua umum organisasi itu pada 2000 dan melompatkan kariernya di politik. Dia kini anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari Fraksi Partai Golkar.



Yorris Raweyai
 
Pemuda Pancasila juga menjual jasa pengamanan lahan, penagihan, dan penjaga keamanan. Ordernya diterima dari perusahaan resmi yang memiliki jaringan dengan Pemuda Pancasila. "Habis, mau kerja apa, mereka tidak punya ijazah," Yorrys menunjuk anggota kelompoknya. Soal cap preman, dia berkomentar enteng, "Saya anggap koreksi saja."

Pada generasi yang sama, Lulung, bekas preman Tanah Abang, kini menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jakarta dari Partai Persatuan Pembangunan. Usahanya dimulai dari pengumpul sampah kardus bekas hingga barang bekas. "Karier"-nya mencorong ketika kemudian bermain dalam usaha pengamanan Tanah Abang.



H. Lulung

Untuk melestarikan kekuatan, Lulung memilih jalur resmi. Ia mendirikan PT Putraja Perkasa, lalu PT Tujuh Fajar Gemilang, dan PT Satu Komando Nusantara. Perusahaan ini disesuaikan dengan "kompetensi inti" Lulung: jasa keamanan, perparkiran, penagihan utang. "Kami masuk lewat tender resmi," ujarnya.


Pada 1996, ketika Hercules berhadapan dengan Bang Ucu, Lulung memilih "berkolaborasi" dengan kelompok Timor. Alhasil, ia dikejar-kejar teman-temannya di Betawi. Bang Ucu menyelamatkannya. Itu sebabnya, kini Lulung rajin menyetor dana ke Ucu.

Dari Nusa Tenggara Timur ada nama Zakaria "Sabon" Kleden. Mendarat di Betawi pada 1961, Zaka-begitu dia disapa-mengatakan menjadi preman pertama asal daerahnya. "Dulu istilahnya geng. Ada geng Berland, Santana, dan Legos," tuturnya kepada Tempo.


Riwayat Zaka tak kalah berdarah. Ia mengaku sempat memutilasi korbannya. Ia juga mengatakan telah menembak mati beberapa orang. "Saya membela harga diri saya," ujarnya. Tapi ia mengatakan tak pernah dinyatakan bersalah. "Saya sering ditahan, tapi tidak pernah dihukum penjara," kata pria yang sangat dihormati kelompok preman terutama dari daerah Nusa Tenggara Timur itu. Tiga tahun lalu, Zaka menjalankan bisnis sekuriti, PT Sagas Putra Bangsa.

Dari eranya, Zaka menyebutkan nama ketua geng seperti Chris Berland, Ongky Pieter, Patrick Mustamu dari Ambon, Matt Sanger dari Manado, Jonni Sembiring dari Sumatera, Pak Ukar dan Rozali dari Banten, Effendi Talo dari Makassar. "Komunikasi di antara kami baik, maka jarang bentrok berdarah," tuturnya.

Pada awal 2000, muncul Basri Sangaji. Tapi dia terbunuh dalam penyerangan berdarah di Hotel Kebayoran Inn, Jakarta Selatan. "Bisnis"-nya diteruskan anggota keluarga Sangaji: Jamal dan Ongen. Ongen kini mantap dengan karier politiknya, menjabat Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Hanura Jakarta. "Target saya ketua Dewan Pimpinan Pusat," ujarnya.



Basri Sangaji

Menjelang 1980-an kelompok-kelompok preman etnis juga membentuk organisasi massa. Dimulai dari Prems-kependekan dari Preman Sadar-pimpinan Edo Mempor. Tetap saja, bisnis mereka penagihan, perpakiran, dan jaga tanah sengketa. "Ini awal mulanya preman berbalut ormas," kata seorang mantan serdadu yang kini jadi preman.

Kelompok itu berdiri hingga kini. Ada Angkatan Muda Kei, Kembang Latar, Petir, Forum Betawi Rempug, Forum Komunikasi Anak Betawi (Forkabi), Badan Pembina Potensi Keluarga Besar Banten, juga Angkatan Muda Kei.


l l l

SETELAH bentrok berdarah di Ampera, nama Thalib Makarim muncul ke permukaan. Para pesaingnya menyebut dia menyediakan pengamanan klub hiburan malam, seperti Blowfish, DragonFly, X2, dan Vertigo. Thalib resminya seorang pengacara. Dia pernah mendampingi artis kakak-adik Zaskia Adya Mecca dan Tasya Nur Medina, yang diculik oleh Novan Andre Paul Neloe. Ia juga menjadi anggota tim pengacara pengusaha Tomy Winata, ketika menggugat majalah Tempo pada 2005.

Thalib tercatat bekerja untuk kantor pengacara Victor B. Laiskodat & Associates di Melawai, Jakarta Selatan. Tapi, ketika Tempo mendatangi kantor ini, ia tak lagi bekerja di sana. "Lima tahun lalu sudah keluar," kata Mie Gebu, staf kantor ini. Beberapa orang yang berjanji bisa menghubungkan dia dengan Tempo juga gagal menemukannya. Ia juga tak pernah memenuhi panggilan polisi, yang menangani kasus Ampera.

Sumber Tempo di kalangan preman menyebutkan, Thalib merupakan pengganti Basri Sangaji. Ia menguasai tempat-tempat hiburan elite di Jakarta Selatan. "Termasuk lingkungan pasar Blok M-Melawai," katanya.

Adapun kelompok John Kei, menurut salah satu pentolannya, Agrafinus, berfokus pada jasa penagihan dan pengacara. Kelompok ini tidak masuk ke bisnis pengamanan tempat hiburan, perparkiran, ataupun pembebasan tanah. "Level kami bukan kelas recehan seperti itu," katanya. Sebab itulah, Daud Kei membantah tuduhan pertikaian di Blowfish dan Ampera dilatari perebutan lahan bisnis. "Kami etnis Maluku tidak ada bisnis penjagaan tempat hiburan," dia menegaskan.



John Kei

Namun, menurut seorang preman senior, pertikaian antarkelompok separah itu umumnya karena berebut suplai atau meminta jatah. Sebab, perputaran uang di tempat-tempat dugem (dunia gemerlap) itu luar biasa besar. "Bayangin aja, dari suplai tisu, snack, minuman, sampai narkoba ada," tuturnya.

Berbeda dengan John Kei, Umar Kei meluaskan bisnisnya ke pembebasan tanah, termasuk penjagaannya. Di lahan ini juga bermain Forum Betawi Rempug dan Badan Pembina Potensi Keluarga Besar Banten. Adapun perparkiran umumnya dipegang ormas lokal Betawi atau Banten, contohnya Haji Lulung.

Dari semua bisnis yang dilakoni kelompok etnis itu, sumber Tempo menuturkan, penghasilan terbesar ada di proyek pembebasan tanah. "Nilainya setara dengan uang jajan setahun," katanya. Mereka biasa menyebut penghasilan ini sebagai "jatah preman", yang dipelesetkan menjadi "jatah reman". Di tingkat kedua, penjagaan tempat hiburan malam. Kali ini jatahnya dipakai untuk "uang jajan sebulan". Sedangkan bisnis perpakiran menghasilkan jatah preman berupa "uang jajan harian".

Tak mengherankan bila dunia para jagoan ini sering diwarnai pertikaian, bahkan sampai berdarah-darah.





sumber

23 komentar:

  1. gak suka preman........*sambilmencettomboldislike*

    BalasHapus
  2. kalo preman berdasi tuh yg lebih berbahaya mah
    musuh dalam selimut...
    kalo kaya gini keliatan musuh nya

    BalasHapus
  3. Kalo FPI termasuk gak yah???

    BalasHapus
  4. FPI adalah preman berjubah yang beraninya maen keroyokan yang mengatas namakan Agama dimana Agama jelas2 melarang KEKERASAN!! gak kayak preman2 diatas yang murni benar2 kemampuan dan cara berfikir "mengisi perut" dengan kemampuannya sendiri, menurut gw preman diatas lebih "Sopan" dari FPI
    katakan tidak kepada FPI...mari kita bubarkan FPI!!!!!!

    jadi seperti itulah penjelasan buat abang anonim diatas gw..Paham bang????

    BalasHapus
  5. bagaimana dengan
    FPI...?
    Pemuda Pancasila..?
    BRIGEZ..?
    Angkatan Muda Siliwangi..?>
    GIBAS..?
    Xsalt to Coitus..?
    Buah Batu Corp..?
    Partai Demokrat..?

    BalasHapus
  6. Bubarkan FPI???
    pala lo peang...emangnya semudah itu??
    membubarkan ormas gak mudah coy...
    Ahmadiyah aja yg jelas2 ajarannya sesat gak bubar2 tuh..
    pemerintah gak berani..
    pikir donk pake otak jangan pake dengkul..

    BalasHapus
  7. Rapatkan barisan untuk FPI. Maju FPI!!

    BalasHapus
  8. Maju FPI..preman2 kayak gitu musuhnya FPI..

    Kalo mw bubarkan FPI siap2 aja jadi musuh Umat Islam se Indonesia..

    BalasHapus
  9. haha..
    justru FPI adalah MUSUH ISLAM
    gokil banget tuh preman teriak "allahuakbar"

    BalasHapus
    Balasan
    1. bener gan, katanya ngaku islam tapi anarki gitu, nabi muhammad kan g ngajarin buat bertindak keras dan memaksa -_-, udh mw kiamat gan...

      Hapus
    2. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

      Hapus
  10. gile artikelnya benar2 komplit dan lugas kagak munafik. mau dibawa kemana nih negara benar2 ancur. semua bergabung atas nama etnis tapi sebenarnya ujung2nya duit.

    BalasHapus
  11. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  12. orang batak tangerang6 Maret 2012 pukul 14.53

    emang ud bgini dr dlu smpe skrg, jd stau gw yg nmanye sjarah susah di ilangin. msih bgus preman pke etnis,dr pd preman pake atribut agama. ud paling bner cuy. paling suci dah. lo pkir lo oke.

    BalasHapus
  13. mereka ini menghalalkan cara2 kekerasan jg buat bertahan hidup coy..mereka jg punya keluarga yg harus dinafkahi..meski bagi sebagian orang mata pencaharian mereka ini bikin ketar-ketir..sangat setuju dgn pendapat bahwa lebih baik terungkap ke publik seperti ini drpada "preman2" yg hanya bergerak di balik layar..oknum2 itulah yg lebih berbahaya..

    BalasHapus
  14. Lucu deh sekarang preman bisa jadi anggota pemerintahan. Makanya negaran ndak maju. Otot gede doang otak kecil. Indonesia (kapan) bebas preman..... Rindu petrus jilid II

    BalasHapus
  15. Apapun namanya selagi disana ada kekerasan,bikin onar sampe ngilangin nyawa orang tetap aja bukan hal yang baik bagi bangsa ini, gua mikir kalo mereka masih aja eksis didunia ini lantas apa yang terjadi sama negri yang udah kacau dan carut marut ini apa diganti jadi Republik Preman aja?

    BalasHapus
  16. tetep gangster indonesia yang paling berbahaya yaitu yang berasal dari bandung
    apalagi XTC (eXalt To Coitus) gang paling banyak di indonesia, preman jakarta ga bkl berani colek anak bandung

    BalasHapus
  17. lebih enak colek cewek bandung.. ;)

    BalasHapus
  18. preman garut ngga ada yah...?

    BalasHapus
  19. fpi itu apa qlau berani ke kalimantan sama suku dayak aja takut

    BalasHapus
  20. Baribut ale..beta belah kamong

    BalasHapus