27 Januari 2012

Ditolak Penerbit Lokal, Novel Mahasiswa Ini Laris di Luar Negeri


Satu lagi novel terbaru bikinan anak muda Indonesia yang sempat novelnya di tolak berkali-kali oleh penerbit lokal. Novel ini di beri judul “Chronicles of The Fallen:Rebllion” karya Aya Lancaster (23), mahasiswa yang sedang duduk di bangku kuliah ini sekarang ia kuliah di Institut Teknologi Harapan Bangsa, Bandung, setelah beberapa kali novelnya di tolak oleh penerbit lokal akhirnya novel ini di terbitkan di Inggris dan di edarkan di kawasan Eropa.
“Buku ini pertama kalinya di luncurkan pada bulan Oktober 2011. Diedarkannya di Inggris, cetaknya di Amerika,” kata Aya Lancaster, di sela-sela acara diskusi bukunya di Bandung.
Dia mengatakan, sebelumnya novel itu di tolak oleh banyak penerbit lokal. “waktu itu saya sodorkan novel ini ke penerbit di Indonesia malah di tolak. Saya malah sempat di pingpong oleh beberapa penerbit hingga pada akhirnya mereka bilang ke saya bahwa mereka tidak tertarik dengan novel saya ini,” kata Aya.
Menurut dirinya, alasan penerbit Indonesia menolak novel perdananya tersebut mungkin karena belum terbiasa dengan ide atau ceritanya. “Kenapa ditolak, mungkin karena mereka bilang ceritanya agak belum biasa kalau untuk diterbitkan di Indonesia, karena tokoh utamanya itu iblis perempuan. Padahal buku ini bukan seperti yang mereka maksudkan,” kata Aya.
Ditolak oleh penerbit lokal tak mematahkan semangat Aya, mahasiswa Jurusan IT di Institut Teknologi Harapan Bangsa. “Saya disarankan oleh teman saya untuk menawarkan novel saya ini ke penerbit luar dan memang penerbit luar malah menerima dan mau menerbitkan novel saya,” kata Aya.
Saat ini, menurut dia, novelnya itu sudah beredar di Eropa, seperti Inggris, Jerman, Prancis, Italia, Jepang, dan negara tetangga Singapura, serta Amerika Serikat.
Novel itu sudah mendapatkan resensi dari majalah Reader’s Digest. Novel tersebut bercerita tentang sisi lain dari hubungan malaikat dan iblis. “Ceritanya cinta, persahabatan, dan peningkhianatan. Tapi kalau mau ditarik lagi, intinya Tuhan itu tidak ada yang ngalahin,” kata Aya.
Novel ini bisa dipesan amazon.com, ebay.com dan toko buku tertua di Inggris “Barnes and Noble”. Aya menuturkan, peluncuran novel setebal 448 halaman tersebut di Indonesia akan dilakukan di Jakarta dan Bali dalam waktu dekat.

11 komentar:

  1. Top1 says : menandakan kalo pemahaman dan toleransi terhadap hasil karya anak bangsa masih kurang.
    carilah rejeki di luar negeri selagi mampu, Aya Lancaster
    mantaff

    BalasHapus
  2. coba ada yang gratis... mau baca dah gwa,,,

    BalasHapus
  3. itulah INDONESIA
    maunya serba GRATIS

    BalasHapus
  4. Hidup INDONESIA...
    Hidup GRATISAN...

    BalasHapus
  5. mampus tuh penerbit yang nolak novelnya...

    BalasHapus
  6. penerbit yang tidak mau melihat peluang...

    BalasHapus
  7. penerbitnya juga ga bisa go international kali...
    mengkanya bisanya diterbitin diluar..
    cara editor lokal kita masih mikir ceritanya bakal ngejual apa kaga, tapi ga tau apa yang disukain mayoritas. lagian sesuai selera editor..ada2 aja..
    and satu lagi, ga punya link networking yang luas tuh publisher, cuma jaga benteng aja berarti..

    BalasHapus
  8. Tragedi "UPIN-IPIN " terulang kembali

    BalasHapus
  9. gini nih kl info cuma sepotong2, di forum luar udah banyak dibahas kl si aya tu sebenernya bayar ke penerbit luar biar mereka mau nerbitin bukunya. di luar negeri emg banyak penerbit independen yang bisa dibayar kl kita mau nerbitin buku kita. range yang harus dibayar juga macem2, tergantung kebutuhan, antara usd 3000 - usd 6000 gitu.
    so, bukan ga menghargai karya anak negeri, tapi liat faktanya secara keseluruhan. cerdas dikit lah :)

    BalasHapus
  10. tanya nih. cara ngirim naskah ke sana gimana ya. aku ada naskah nih. yang mirip denganmu. Fantasy

    BalasHapus
  11. yang pasti penerbit lokal masih berpikir pokoknya buku yang mereka terbitkan harus laku jual dulu di dalam negeri bodo amat mikirin berpeluang tidaknya tu buku di luar negeri sana, bole juga idealisme ini, cuma sayangnya, kalau penerbit lokal tidak membuka kuota genre baru layak diterbitkan setiap tiga atau enam bulan sekali, maka dampaknya, akan banyak sekali orang yang hobi nulis novel ninggalin hobinya ini, alasannya, ya, ditolak terus ma penerbit lokal.

    BalasHapus