24 April 2011

Kisah Kameramen Global TV Direkrut Teroris

Lokasi bom Serpong

Mabes Polri menetapkan kamerawan Global TV, IF sebagai tersangka terkait aksi teror bom di Serpong. Dalam jaringan itu, IF diminta melakukan peliputan aksi bom yang akan diledakkan pada perayaan Paskah, Jumat 22 April.

Lantas, bagaimana IF itu terlibat jaringan teroris? Menurut Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri, Kombes Pol Boy Rafli Amar mengatakan IF direkrut oleh pimpinan jaringan berinisial P. "IF diajak oleh P, pernah dua kali pertemuan," kata Boy di Jakarta, Sabtu 23 April 2011.

Boy mengatakan IF bertemu P sebelum peristiwa bom buku marak pada Maret yang lalu. IF, kata Boy, diberikan informasi tentang aksi bom dan diminta meliput oleh P. "IF dan P sifatnya menyampaikan, informasi yang disampaikan akan ada aksi teror terutama pada hari Jumat, ditawarkan pada IF, informasi ini sifatnya peliputan," kata Boy.

Menurut Boy, keterlibatan IF sendiri mulai tercium sebelum terjadinya teror bom buku tersebut. "Sejak bom buku. Sebelumnya, belum pernah dijadikan DPO oleh Densus 88," kata dia.

Boy menambahkan polisi masih mendalami hubungan antara IF dan P. Sementara, kata dia, IF hanya berhubungan dengan P dalam jaringan teroris ini. "Sementara hanya dengan P, sama yang lainnya belum diketahui," kata dia.

Namun demikian, kata Boy, IF masih mungkin dibebaskan jika dalam pemeriksaan tidak terbukti bersalah. "Apakah IF melanggar UU terorisme, tunggu waktu 7 X 24 jam. Bisa terbukti kesalahannya, jika ada alat bukti yang cukup atau tidak. Tapi kalau masa 7 X 24 jam tidak terbukti nanti akan dikembalikan, tidak dilanjutkan dengan penahanan," kata Boy.

Mengenai penangkapan IF, Corporate Secretary PT MNC Group, Arya Mahendra Sinulingga, mengakui sudah mendapat kabar mengenai penangkapan salah seorang wartawannya.

Menurut Arya, pihaknya sudah mengonfirmasi ke Mabes Polri soal penangkapan tersebut. "Setelah dilihat namanya memang sama, tapi kami meminta kepastian secara fisik. Nama kan bisa saja sama," kata Arya saat dihubungi VIVAnews.

Yang jelas, hingga kini pihak keluarga karyawan Global TV itu pun tidak tahu keberadaannya hingga kini, dan yang bersangkutan juga tidak muncul di kantor sejak Jumat kemarin.

Arya mengatakan, pihaknya terus memantau perkembangan pemeriksaan oleh polisi. "Kami akan klarifikasi hingga jelas semuanya," katanya.

Sebelum penangkapan ini, polisi juga membekuk 19 orang tersangka pelaku teror bom buku di empat tempat berbeda, yakni di Pondok Kopi Jakarta, Bekasi, Tangerang, dan Bekasi.


1 komentar:

  1. usut terus ampe tuntasssss........

    ane pertamax gaaannnn......

    BalasHapus