4 Maret 2011

Hebat, Anak Tukang Parkir Sekolah di Korea Selatan

MUKHIJAB/"PRLM"


















Daya Laras Dika (19) merupakan remaja teladan dari keluarga tidak beruntung. Lelaki berkacamata minus sebagai sosok pejuang yang berontak pada kemiskinan yang mendera orang tuanya. Kerja kerasnya terbayar dengan diperolehnya beasiswa penuh di International Finance Woosong University Korea Selatan.

Pria kelahiran Yogyakarta, 19 Februari 1992 ini putra pasangan Agus Yus Yudiarso dan Katijah, pasangan tukang parkir di Kota Yogyakarta. Selama enam bulan, dia tercatat sebagai mahasiswa program internasional Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia (UII). Atas dorongan fakultas, dia mengikuti tes beasiswa dan berhasil lolos.

Keteladanan Laras pada sikap tegar dan tak pantang menyerah. Sejak SD, orang tuanya tak mampu membayar sekolah. Dia malang melintang untuk mendapatkan beasiswa, dengan cara masuk dari satu kantor ke kantor lain di lingkungan Pemkot Yogyakarta untuk mendapatkan beasiswa. Cara yang sama ditempuhnya saat SMP 6 dan SMA 1 Yogyakarta. "Saya mendapatkan biaya studi dengan mengajukan beasiswa, orangtua saya ekonominya sederhana. Mereka buruh parkir," ujar dia.

Ketika SMA, dia sedikit lega setelah mendapat bantuan pendidikan pemegang Kartu Menuju Sejahtera (KMS) persiapan kuliah mendapat bantuan jaminan pendidikan daerah Rp 3 juta dan beasiswa prestasi untuk lulusan SMA sebesar Rp 900.000 dari Pemkot Yogyakarta.

Inginya kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI) atau Universitas Gadjah Mada (UGM), takdir mengantarkannya ke Fakultas Ekonomi UII angkatan 2010. Karena tercatat sebagai mahasiswa ekonomi reguler, dia menegosiasi supaya masuk kelas internasional. Beasiswa dari Lembaga Zakat, Infaq dan Sadakah (Lazis) UII sebesar Rp 32 juta hanya cukup mengikuti program ekonomi reguler. Dia tidak menyerah, caranya mencari saweran di kampus mendaftar program tuition fee dengan jadi instruktur atau asisten, meskipun ini dilarang bagi mahasiswa yang sudah mendapat beasiswa.

Masalah baru muncul, ketika kedua orangtua Laras tidak mengizinkan anak tunggalnya ke luar negeri, karena dia tidak pernah pergi jauh. "Saya melakukan pendekatan ke orangtua sejak Laras mulai aplikasi beasiswa ke Woosong. Saya meyakini dia bisa diterima, maka kedua orang tua dia kita yakinkan anaknya bisa lebih terjamin masa depannya dengan kuliah di Korsel," kata Ketua Internasional Program Ekonomi UII, Anas Hidayat.
Laras yang tercatat sebagai warga Bangunrejo RT.01/1639 Kricak, Tegalrejo, Yogyakarta terbang menuju Korsel.

Sumber : http://www.pikiran-rakyat.com/node/136281

12 komentar:

  1. PERTAMAX REACHED,........
    YANG DUKUNG NURDIN DI PAGE INI BAKAL GW BUNUH MALEM INI,.......
    NURDIN ANJING!!!
    MAKAN UANG HARAM AJA Lo!!

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  3. Subhanallah..
    dari sinilah ALLah menunjukan kuasaNYA, bahwa siapapun umatnya yang mw berusaha dan berdoa sekuat tenaga, insya ALLah akan dapat merubah nasibnya mnjadi lbh baik..

    Salut buat Laras, Smangaat!!

    BalasHapus
  4. subhanalloh,,,andai semua anak INDONESIA yang insyaalloh jadi pemimpin bangsa dapat bersikap seperti Laras,,,,akan hebatlah INDONESIA!!!!

    BalasHapus
  5. Wakakakakaka....anonim paling atas mau apa lo??tuh musuh bebuyutan lo anonim nomor dua muncul lagi disetiap comment...wkwkwkwkwkwk...
    buat anonim nomor dua, lo banyak musuhnya bro, tetap Semangat!!!

    BalasHapus
  6. Hoi anonim pertama, mau apa loe, gue tantang loe kalau berani, gue adalah anonim nomor 2 di atas yang sering bikin komen NURDIN HALID, gue ada di malang nama hacker gue 'poseidon', mau apa loe...., tetap dan terus dukung NURDIN HALID sebagai calon ketua AFF, NURDIN... NURDIN....

    BalasHapus
  7. bocah pinter, dab !

    ora koyo NURDIN HALID, bocah gemblung !!!

    BalasHapus
  8. haha seneng rasanya yang nge posting "mari dukung nurdin" di spam, gedek ngeliatnya. tiap kali asik baca artikel bln maret, ada aja dia muncul

    BalasHapus
  9. salut... kerja keras memang bakal terlihat hasilnya..

    BalasHapus
  10. wah luar biasa bgt nihh


    sebuah conto yang patut ditiru

    BalasHapus