Tercatat, 32.976 orang berpindah ke Suriname sepanjang tahun 1890-1939. Sebagian besar adalah orang Jawa. Dari jumlah itu, sebanyak 7.648 orang kembali ke Indonesia sebelum Perang Dunia II.
Tidak terbayang mungkin pada saat itu mereka dibawa ke tempat yang jauhnya beribu-ribu kilometer dari Indonesia. Kompeni mengatakan, mereka akan dipekerjaan di perkebunan-perkebunan milik Belanda di Sumatera.
Namun, ketika turun dari kapal yang mengangkutnya, adalah tanah yang tandus di Benua Amerika yang dijumpai. Wilayah itu kini bernama Republik Suriname (Surinam), bekas negara jajahan Belanda pula.
Ada yang beruntung kembali ke kampung halaman, tapi ada pula yang pasrah menetap. Selama lebih dari seratus tahun mereka bertahan dengan budaya asal yang tetap terpelihara. Maka, tidak heran bila masyarakat di Suriname masih fasih berbahasa Jawa dan tetap memakai adat Jawa.
Berikut sebagian rekaman gambar kehidupan masyarakat Jawa di Suriname. Foto yang dipamerkan di Erasmus Huis, Jakarta, sebagian adalah karya fotografer keturunan Suriname, Matt Soemopawiro
kasiannya jaoeh dari kampoeng
BalasHapusOMG...keren banget yak...meskipun mereka tinggal jauh dari tanah jawa..mereka tetap membudayakan diri sebagai orang Jawa...ini yang disebut, kacang tidak lupa pada kulitnya :)
BalasHapusamin
BalasHapuskarna belum ada yng ambil
BalasHapusPERTAMAAAAAXX ku ambil!!!!
gara-gara kaum imperialis mereka jadi ada di sana tapi jadi ada hikmahnya juga
BalasHapusKAMPANG KAU PERTAMAX
BalasHapuskeliMAXX..
BalasHapus