1 Desember 2010

Zhang Xin, Mantan Buruh Pabrik Jadi Ratu Properti di China

Zhang-Xin

Nama wanita cantik satu ini sedang melambung di China akhir-akhir ini. Dirinya adalah Chief Executive Officer (CEO) SOHO, perusahaan Real Estate terbesar di Beijing.

Zhang Xin, kini dikenal sebagai salah satu Taipan properti Cina, namun siapa sangka masa kecilnya adalah masa-masa kelam penuh kesengsaraan. Ayah dan ibunya berpisah saat Revolusi Budaya meletus di China tahun 1966 silam. Zhang kecil lalu tinggal bersama ibunya di sebuah kamar kecil rumah susun pinggiran Hongkong.

Dirinya mencari nafkah dengan menjadi buruh pabrik di sebuah pabrik kecil yang membuat garmen dan produk elektronik selama lima tahun. Dengan jam kerja 12 jam per hari. Zhang menabung sedikit demi sedikit uang dari gajinya tersebut.

Pada umur 19 tahun, uang yang dikumpulkannya cukup untuk pindah ke Inggris. Ia pun hijrah ke sana dan melanjutkan studi bahasa Inggris di sebuah sekolah sekretarial. Kemudian dirinya mendapat beasiswa untuk kuliah di Universitas Sussex, ia mengambil jurusan ekonomi.

Tahun 1992, Zhang lulus dengan gelar Master dari Universitas ternama Cambridge. Kemudian ia bersama sang suami, mendirikan perusahaan bernama Hongshi, yang menjadi cikal bakal perusahaan raksasa SOHO.

Kini, Zhang bisa berleha-leha di kediamannya yang berlantai 5 di Beijing, menikmati hasil jerihnya selama ini. Bangunan yang disebut sebagai paling bergaya dan bergengsi di ranah Beijing tersebut ia rancang sendiri. Zhang Xin adalah satu dari sepuluh wanita dengan hasil kekayaan sendiri (bukan warisan atau hibah) terbesar di dunia, yakni sebesar 2 Milliar US$.

Zhang mengenang masa lalunya yang suram itu, bahkan ketika dirinya mulai mendirikan perusahaan bersama Pan Shinyi, sang suami. “Saya teringat ketika kami sedang berjuang membayar gaji dan tagihan. Bagaimana pun perusahaan harus terus bergerak meskipun dengan utang. Dengan kontrol biaya yang ketat, kami pun secara bertahap bisa mendapat keuntungan.” kata wanita berusia 45 tahun ini.

Sekalipun sudah kaya luar biasa, wanita ini tetap tampil bersahaja, dirinya hanya memakai sapuan make up tipis di wajahnya tiap kali bepergian. Dan tidak pernah memesan tiket pesawat kelas satu meskipun harga tiket tersebut tak menjadi masalah baginya. “Ini bukan soal keterjangkauan, ini tentang hati nurani, kelas bisnis ini sudah cukup nyaman.” katanya.

Zhang Xin tumbuh besar di paruh kedua Revolusi Budaya (tahun 1966-1976), merupakan putri dari pasangan imigran generasi ketiga China yang pindah ke Burma lalu kembali lagi ke Beijing pada tahun 1950. Kedua orang tuanya bekerja sebagai penerjemah resmi propaganda Den Xiaoping dan Zhou Enlai kala itu.

Mereka tinggal di sebuah gedung serba-guna dan makan makanan kantin gedung tersebut setiap hari. “Hanya ada tiga jenis makanan, semua cukup buruk,” kenang dia. “Kami masing-masing memegang mangkuk nasi dan dibawa ke kantin. Petugas membagikan makanan dari wadah yang sangat besar,” lanjutnya.

Setelah mengadu nasib ke Inggris, jalan bagi Zhang pun terbuka lebar. berbekal gelar Master Ekonomi Pembangunan yang diperolehnya dari Cambridge, Zhang mendapatkan pekerjaan pertamanya di Goldmann Sachs, sebuah perusahaan investasi ternama. Pada tahun 1994 Zhang kembali ke Beijing, ia tergoda dengan iming-iming zona ekonomi khusus bagi para ekspatriat yang dicanangkan pemerintah China kala itu.

Di situlah ia kembali bertemu teman lama yang menyarankannya untuk memulai bisnis properti. Teman itu bernama Pan Shinyi, yang di kemudian hari menjadi pendamping hidupnya. Pan, yang berasal dari keluarga yang lebih miskin dari Zhang, melihat masa depan cerah di bidang properti. Ini merupakan cikal bakal lahirnya SOHO, perusahaan properti terkaya di Beijing saat ini.

Zhang Xin belum mempunyai anak dari hasil pernikahannya dengan Pan Shinyi, dirinya adalah penganut kepercayaan Baha’i dan sempat muncul sebagai cameo di film box office Wall Street : Money Never Sleeps.

Kesuksesan memang tak mengenal jenis kelamin, apalagi usia, kerja keras dan tekad baja akan mengubah peruntungan hidup seseorang. Zhang Xin sudah membuktikannya, dan kini, di usianya yang baru setengah baya, ia sudah bisa menikmati hasilnya.


Sumber : http://gugling.com/zhang-xin-mantan-buruh-pabrik-jadi-ratu-properti-di-china.html#0721

1 komentar: