3 November 2010

Tak Ada Biaya Bersalin, Bayi Ditahan Di RS

Orang tua tak mampu, bayi ditahan pihak rumah sakit


Bayi mungil Reha Anggi Setyowati berusia 8 hari tertahan di Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Sura Syifa, Desa Karangrejo, Kecamatan Ngasem, Kediri, sejak sebulan lalu. Rumah sakit membantah menyandera dan menyatakan orangtua bayi ini belum melunasi biaya bersalin.

Bayi itu merupakan anak dari pasangan Kasdar, 40 tahun yang bekerja sebagai kuli bangunan, dan Nurhayati, 38 tahun, seorang ibu rumah tangga. Bayi Reha lahir dalam kondisi sehat dan lengkap, dengan berat 36 kilogram dan panjang sekitar 51 sentimeter.

Informasi dari keluarga, Nurhayati harus menjalani operasi caesar karena gula darahnya tinggi. Selain itu kelahiran anak pertamanya juga melalui caesar. Apalagi air ketubannya sudah menipis.

Namun karena belum melunasi biaya persalinan, bayi yang lahir pada 23 September 2010 itu belum bisa dibawa pulang ke rumah orangtuanya di Desa Gogorante.

Biaya kelahiran bayi Reha itu meliputi operasi caesar Rp 4,7 juta dan biaya rawat inap 40 hari di Ruang Perak sebesar Rp 100 ribu/hari atau total Rp 4 juta. Waginem, 53 tahun, nenek sang bayi mengatakan, anak dan menantunya baru bisa bayar Rp 2,5 juta itu pun dari hasil utang. ’

"Ya sejak lahir Jumat lalu, tidak bisa dibawa pulang,’’ ujarnya dalam bahasa Jawa kromo inggil.

Waginem juga mengatakan anaknya sudah mengajukan permohonan keringanan ke RSIA, namun belum ada tanggapan pasti. Bahkan, pihak RS menyarankan cari pinjaman. ’’Ya itu pesan dari rumah sakit,” ujarnya.

Waginem juga berharap adanya dermawan yang bisa membantu keluarganya meringankan beban tersebut, sehingga Reha bisa dipulangkan.

Direktur RSIA, Beni Cahyo Kuncoro mengatakan pihaknya tidak bermaksud menyandera pasien. “Kalau orangtua betul tidak mampu dan bicara langsung ke saya, tentu akan kami perhatikan,” jelas dia.

Menurut dia, biaya dokter mungkin digratiskan. Demikian juga dengan biaya kamar - biayanya Rp 100 ribu/hari- bisa didiskon cukup besar. ’’Kalau itu dilakukan, tidak mungkin ada kejadian seperti ini,” kata Beni.

Menurutnya, Nurhayati tidak berterus terang soal ketidakmampuan ekonomi keluarganya. Ketika ditanya kapan bisa melunasi biaya persalinan, sang ibu hanya bilang menunggu suami pulang kerja dari Surabaya. ’’Kapan pulangnya, Nurhayati juga tidak tahu. Kalau begini kan repot,” tutur dia.

Ditambahkan, pihak RS bisa membantu menguruskan Jaminan Kesehatan Masyarakat dan Jaminan Kesehatan Daerah jika orangtua bayi sejak awal menyatakan tidak mampu. Saat ditanya apakah dengan kejadian ini, bayi Reha dapat langsung pulang, Beni mengatakan, kedua orangtua harus bicara langsung kepadanya.


Sumber : http://jatim.vivanews.com/news/read/186331-tak-ada-biaya-bersalin--bayi-ditahan-rs

3 komentar:

  1. DI INDON SEHAT UDAH MAHAL APALAGI SAKIT

    BalasHapus
  2. gunakan seluruh kekayaan negara untuk kemakmuran rakyat....makmurnya kapan...teroi mulu...hidup koruptor...mudah2 pada cepat mati...

    BalasHapus
  3. DI indonesia sisi KEMANUSIAAN selalu dikalahkan oleh sisi KEUANGAN.. sebentar lagi Indonesia akan hancur oleh oknum-oknumnya sendiri

    BalasHapus