27 September 2010

Suku-Suku Pemburu Kepala Manusia


Kanibalisme merupakan sebuah fenomena di mana satu makhluk hidup makan makhluk sejenis lainnya. Misalkan anjing yang memakan anjing atau manusia yang memakan manusia. Kadang-kadang fenomena ini disebut anthropophagus (Bahasa Yunani anthrôpos, “manusia” dan phagein, “makan”). Secara etimologis kata “kanibal” merupakan kata pungutan dari Bahasa Belanda yang pada gilirannya memungut dari Bahasa Spanyol (entah lewat bahasa apa); “canibal” yang berarti orang dari Karibia. Di daerah ini oleh penj(el)ajah ditemukan fenomena ini.

Selain di Karibia, di Amerika hal ini pada zaman dahulu kala banyak terjadi pula, misalnya di antara suku Anasazi, Bangsa Maya dan Aztek. Selain itu di Asia-Pasifik, kanibalisme juga pernah ditemukan. Antara lain di antara suku Batak di Sumatra Utara, suku Dayak di Kalimantan, suku Asmat di Papua, beberapa suku lainnya di Papua Barat maupun Timur, Fiji dan daerah Melanesia lainnya. Di Papua Nugini di antara suku Fore, kanibalisme menimbulkan penyakit kuru.

Ada beberapa petunjuk bahwa kanibalisme secara ritual juga pernah muncul di pulau Jawa, BaliSulawesi. Jadi secara praktis hampir di seluruh Indonesia dan pada zaman modern, kanibalisme secara insidentil pernah muncul di Amerika Serikat, pada kasus Ekspedisi Donner, Ukraina pada tahun 1930-an, di Leningrad pada Perang Dunia II dan di Andes ketika ada kecelakaan pesawat terbang pada tahun 1972. Kasus terakhir ini pernah dibuatkan film Alive pada tahun 1992.


Sumber : http://ilulcreative.wordpress.com/2010/09/24/suku-suku-pemburu-kepala-manusia/

4 komentar:

  1. ancurkan aja suku itu

    BalasHapus
  2. Kanibalisme merupakan sebuah fenomena di mana satu makhluk hidup makan makhluk sejenis lainnya. Misalkan anjing yang memakan anjing atau manusia yang memakan manusia. :: menurut saya tulisan diatas agak berlebihan gan,....
    seperti dikalimantan dulu memang ada saling bunuh tetapi bukan untuk dimakan,... hanya di ambil batok kepalanya untuk ritual tertentu,... dan strata sosial dan menunjukkan bahwa kaum lelaki sudah mampu melindungi perempuan,...
    kalau tidak salah begitu gan,....

    BalasHapus
  3. Kebudayaan modern belum menyentuh mereka...

    BalasHapus
  4. ngeri juga kalo ngeliat kek gitu

    BalasHapus