TNI Angkatan Udara menyatakan telah siap tempur melawan Malaysia. Demikian ditegaskan Kepala Staf TNI AU (KSAU) Marsekal TNI Imam Supaat buka puasa bersama pejabat TNI AU dan purnawirawan di gedung Puri Ardhya Garini, Halim Perdana Kusuma.
"Di perbatasan tiap hari kita melakukan pengawasan operasi udara, kita siap," tegas Marsekal TNI Imam Supaat, Selasa (31/8/2010).
Semua radar di perbatasan sudah dioperasionalkan dan diintegrasikan dengan garda sipil.
"Kita juga punya Eyes in The Sky di Selat Malaka antara Singapura Malaysia dan Indonesia dan dilaksanakan dengan baik. Kita hubungkan Angkatan Udara dengan TNI pada umumnya," imbuhnya.
Dikatakan untuk menjaga kedaulatan negara ini pihaknya mengaktifkan semua radar dan memaksimalkan patroli maritim yang sangat intens setiap saat.
Namun, hal itu tentunya harus mendapat restu dari Presiden terlebih dahulu. "Saya kira apa yang akan disampaikan oleh Presiden besok kita akan ikuti. Untuk AU tidak ada masalah,"tandasnya.
sumber :http://pramedia.blogspot.com/2010/09/kepala-staf-ksau-menyatakan-siap-tempur.html
Restu dari presiden untuk perang? paling juga mohon2 untuk minta maaf ke malaysia .... biar TKI tetap diperbolehkan kerja disana
BalasHapusTernyata presiden kita dalam pidatonya hanya membenarkan penghinaan Malaysia......
BalasHapusPresiden berfikir menggunakal akal. tapi kesian rakyatnya berfikir menggunakan kepala lutut. Kalau nak perang. perang saja dengan yahudi bukannya bangsa seagama dan serumpun. Indonesia tentu di sanjung dunia jika berani berperang dengan yahudi israel bangsat. Tapi malaysia tahu rakyat indonesia hanya tahu buat kacau dan bising sahaja. Macam tin kosong. Apa pun tak ada............. kosong
BalasHapus...mereka yang berpikir bahwa PERANG adalah pilihan terbaik untuk membela kehormatan PASTI akan MENYESAL saat benar-benar terjadi.
BalasHapus...banyak cara melawan Malaysia TANPA PERANG dan kita mampu kalo mau.
Tidak harus perang, tetapi menunjukan bahwa kita punya bergaining posistion termasuk juga kekuatan militer, itu penting. Persoalannya adalah "yang mengaku saudara-serumpun" telah bersikap sebagai superior, bukan sbg saudara dalam kemitraan.
BalasHapusKedaulatan dan harga diri bangsa tidak bisa "hanya" ditukar oleh banyaknya TKI kita yg ada di M'sia. Mereka tidak mengemis di sana, tetapi menggunakan tenaga, ketrampilan dan keahliannya sekecil apa pun itu terutama di sektor riil. So, kalau mrk yg hampir 3 jt an itu pulang ke Indonesia, apakah M'sia sendiri tidak kerepotan (untuk mengatakan tdk keok)?.
Kita bertetangga dan berbatasan langsung dengan 10 negara lain. Tentu saja semua ada masalah. Tetapi, adakah yg terus menerus melecehkan spt M'sia??? persoalan dengan negara lain bisa diselesaikan dengan diplomasi dan negosiasi shg tidak berulang-ulang terjadi krn ada penghargaan dan semangat kemitraan. M'sia???? 10 surat peringatan dari kemenlu RI selama tahun 2010, 1 pun. SATU PUN tidak ada yg digubris.... Hanya orang bengal yg tidak faham dengan pelecehan spt ini.
Sadarlah... PERANG memang bukan cara terbaik menyelesaikan persoalan, akan tetapi menjadikan negara lain sebagai TUAN dan menghambakan diri thd sesama "saidara-serumpun" adalah kehinaan yag teramat keji. Bagaimana mungkin org lain bisa mengakui eksistensi (baca: kedaulatan negara) kita jika kita sendiri menghinakan diri kita???
PERANG TIDAK MENYELESAIKAN MASALAH GAN, Tinggalkan cara-cara era tahun 50-an, jangan mengumbar emosi. Kalo memang mo protes ke malaysia, cara paling sederhana, BOIKOT PRODUK-NYA BOIKOT PERUSAHAAN-PERUSAHAAN YANG CARI MAKAN DI INDONESIA. STOP IPIN-UPIN, STOP PAKE XL, STOP NABUNG DI CIMB NIAGA DAN BII
BalasHapusKlo gitu pak Imam sy angkat jd presiden, syaratnya langsung serbu malingsia yah?! sanggup?!
BalasHapuspak presiden?
BalasHapussiap belum?
hahaha
BalasHapusmau perang ataupun tidak
malaysia tetap tidak ada apa2nya
malaysia = hanyalah tongkosong yang tiap saat bisa diisi dg bom dan hancur berkeping2..
malaysia is NOTHING.....
tarik semua TKI, ciptakan lapangan kerja dinegara kita sendiri. jangan sampai kerja dinegara orang sebagai pembantu dan disiksa..
BalasHapusLawong negara kita yang disalahi kok malah kita yang minta maaf... ????????
Mat Indon bodoh. Buka mulut keluar laler.
BalasHapusKalo setakat perang perangan ala Indon ya gpp.
Kalo mahu perang beneran jangan ching.
Kalo Indon yang mula pastilah Malaysia membela.
Bukan saja Malaysia yang pencet tombol bahkan sekutunya ikut angkat senjata. Singapore, Australia, New Zealand, Inggris dan Thailand akan ikut memusnah negara para bedebah. Jangan perang ching. Perangi kemiskinanmu! Senjata perang kalian sudah usang kok mahu perang. Babi!
Five-nation plan to combat terrorism:
BalasHapus"Defence Ministers from Australia, Britain, Malaysia, New Zealand and Singapore agreed on June 2, 2003 to examine ways to adapt their 32-year-old security pact to counter a "new generation" threat – international terrorism. Putting aside differences about Australia’s pledge to make pre-emptive strikes overseas if it perceives a threat, members of a military alliance of Britain and its former colonies in Southeast Asia and the Pacific agreed that terrorism and other transnational crimes were replacing nation-to-nation threats such as those of the cold war era. Renewing previous warnings, Singapore said more terrorist attacks were likely in Southeast Asia unless countries were vigilant about regional security.
The Defence Ministers met for biennial talks on the Five-Power Defence Agreement, a pact signed in 1971 chiefly to strengthen Singapore and Malaysia’s defences by linking them to those of Britain and its regional allies. The Ministers approved a plan to look into expanding the military pact to include the fight against terrorism and other cross-border crimes. "The prospect of any form of conventional threat has greatly diminished," Malaysia’s Defence Minister, Mr. Najib Razak, told a joint news conference after the talks. "The Ministers agreed that they should look at non-conventional forms of threat, in particular piracy, illegal immigrants and the threat of global terrorism," he said. A consultative committee would be assigned to examine ways to incorporate such issues into the military agreement and would report back to the member Governments.
The five-power defence arrangements were adopted in1971 by Australia, Malaysia, Singapore, the United Kingdom and New Zealand, the members agreed to consult on what steps to take on the event of any external threat to Malaysia or Singapore. In peacetime the parties exercise their forces together and undertake other training activities. Since 1991, the Defence Ministers have met every three years to review the arrangement. At their meeting in July 2000, the Ministers reaffirmed their commitment to the FPDA and its ongoing relevance to member countries and regional security... "
http://www.buzzle.com/editorials/3-19-2004-51874.asp
COBA KALO PRESIDENNYA GUS DUR ............. dah Brangkat perang pasukan kita buat hajar MALINGSHIT
BalasHapus