24 Agustus 2010

Singapura & Malaysia Ternyata Menjajah Indonesia

http://202.155.2.90/corporate_actions/new_info_jsx/jenis_informasi/01_laporan_keuangan/04_Annual%20Report/2005/Indosat%20(ISAT)/EN/images/036image_r1_c1.jpg


Anggota Fraksi Partai Golkar di Komisi I DPR RI, Fayakhun Andriadi, mengatakan penjajahan pihak Singapura atas teknologi informasi (TI) Indonesia benar-benar sangat menyakitkan.

“Jelas sekali, kedaulatan kita pada ranah `cyber` atau TI secara keseluruhan benar-benar porak-poranda, dan ini butuh atensi serius sejumlah kementerian serta perguruan tinggi,” katanya kepada ANTARA, di Jakarta, Minggu (22/8) malam.

Situasi ini, menurut dia, semakin diperparah oleh penguasaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) atas satelit yang sekrang berada di bawah perusahaan Indosat.

“Dan, kita tahu bersama, siapa pemilih mayoritas (sahamnya) Indosat itu kan? Bukan lagi negara kita toh? Saham mayoritasnya kini milik negara lain,” ungkapnya.

Padahal, demikian Fayakhun Andriadi, hak orbit satelit merupakan milik suatu negara, bukan `corporate`.

“Ini bahaya dan sangat serius dampaknya bagi kita, masa depan bangsa. Celaka kita jika semua urusan TI dikendalikan dari luar (Singapura) karena mereka yang menguasai saham perusahaan yang mengoperasikan satelit yang dibikin atas nama negara kita itu,” katanya menandaskan.

Buat Internet Sendiri

Untuk mengatasi begitu lemahnya RI dalam penguasaan TI, dan malah terkesan didikte pihak asing, Fayakhun Andriadi bersama fraksinya menawarkan pembuatan “internet exchange” sendiri.

“Internet exchange yang tidak melewati negera persemakmuran, yakni di Utara dengan Singapura, dan Selatan dengan Australia, lalu ke timur Laut ke Taiwan, dan ke Barat Laut dengan India,” katanya.

http://www.lapan.go.id/pic_news/TimIndosat.JPG

Dengan begitu, menurut dia, satu informasi rahasia yang utuh, dapat dipecah ke empat jurusan.

“Dalam hal ini, pemerintah RI mestinya menegakkan kedaulatan `cyber` di wilayah republik,” tegas Fayakhun Andriadi lagi.

Sebab, kenyataannya sekarang, dia menilai Republik Indonesia sebagai Negara Berdaulat, ternyata harus tunduk kepada pihak lain dalam kedaulatan di bidang `cyber` atau teknologi informasi (TI).

“Saya sependepat, bahwa saat ini RI sebagai Negara Berdaulat, ternyata tidak berdaulat di ranah `cyber` yang digunakan oleh anak bangsa sendiri,” katanya.

Ia mengatkan itu merespons pernyataan seorang pakar IT alumni sebuah perguruan tinggi ternama di Indonesia pada sebuah diskusi terbatas di Jakarta, akhir pekan lalu, yang mengungkapkan, RI benar-benar semakin didikte Singapura dan Malaysia dalam hal telekomunikasi di samping perbankan.

Sebagaimana berkembang dalam diskusi terbatas itu, khusus dalam soal IT, Indonesia hanya jadi ladang empuk mengais dolar dan ringgit oleh dua negeri jiran tersebut.

Ini karena semua operator seluler dan internet berbasis di dua negeri jiran ini.

Akibatnya, tiap “voucher” pulsa apa saja, juga setiap kali satu WNI buka internet (browse), langsung kena “charge” yang terhisap otomatis ke sana.

“Artinya, mereka gemuk oleh kebodohan kita. Satu hal lagi, dengan keadaan seperti sekarang, maka informasi apa pun termasuk Rahasia Negara (RHN) jadi telanjang di mata negeri `peanut` Singapura,” ujar Benni TBN, pakar IT yang menjadi salah satu pembicara dalam diskusi tersebut.

http://www.detikinet.com/images/content/2009/08/31/328/launch285.jpg

Golkar Desak Menkominfo

Dalam kaitan itulah, demikian Fayakhun Andriadi, Fraksi Partai Golkar (FPG) mendesak Menteri Negara Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) agar mampu berdaya upaya menegakkan kedaulatan bangsa Indonesia di ranah “cyber” milik bangsa sendiri.

“Ranah `cyber` yang dimaksud, tidak hanya meliputi `voice`, namun juga data dan data khusus. Jika tidak, tidak ada Rahasia Negara (RHN) yang tidak `telanjang` keluar,” ujarnya.

Sebelumnya, rekannya sesama anggota FPG, Paskalis Kossay, secara terpisah mengkhawatirkan adanya dugaan RHN itu bocor ke luar via Singapura.

“Kita memang sudah ketinggalan dalam hal kemajuan dan penguasaan teknologi untuk berbagai aspek, utamanya di sektor teknologi informasi (TI),” kata anggota Komisi I DPR RI(Bidang Luar Negeri, Pertahanan Keamanan, Intelijen, Komunikasi, dan Informatika) ini.

Kekhawatiran itu, lanjut dia, terus memuncak, apalagi banyak operator seluler dan internet di Tanah Air memang dikendalikan dari dua negara itu.

Berbicara melalui hubungan telepon dari Jayapura (sedang menjalankan masa reses dengan mengunjungi konstituen di daerah pemilihan), mantan Wakil Ketua DPRD Papua ini juga mengakui banyak pihak yang sepertinya belum menyadari urgennya menguasai TI, terutama terkait dengan urusan RHN maupun bisnis bernilai miliaran dolar.

“Saya kaget juga dengan info dari sebuah diskusi di Jakarta, bahwa seorang pakar IT yang alumni sebuah perguruan tinggi ternama di Indonesia mengungkapkan, bahwa RI benar-benar semakin didikte Singapura dan Malaysia dalam hal telekomunikasi di samping perbankan,” ungkapnya.

Singapura Kendalikan Jaringan

Sementara itu, dalam diskusi terbatas akhir pekan lalu, Benny TBN juga mengungkapkan, saat ini nyatanya lalu lintas jaring optik kita dikendalikan oleh “traffic administrator” di Singapura.

“Karenanya semua jaringan internet dan seluler harus ditarik atau `dipaksa` melewati `persimpulan utama` di kota itu. Apalagi `RHN` yang tak mereka tahu? Sialnya lagi, satelit Indosat (dulu Palapa) jadi mayoritas milik Temasek (sebuah BUMN Singapura),” ungkapnya lagi.

Akibatnya, lanjutnya, selain kita jadi seperti `telanjang` dalam informasi apa pun, juga RI cuma berfungsi sebagai pelanggan seluler.

“Posisi ini jauh di bawah fungsi distributor seluler. Jadi, kita cuma `outlet`, tukang jual produk IT mereka. Dan yang jelas, banyak perusahaan `provider` kita cuma nama `doang` perusahaannya itu milik RI dengan mayoritas saham dikuasai mereka,” ujarnya.

Merespons situasi serius ini, Paskalis Kossay mendesak para pihak berkompeten untuk segera melakukan tindakan konkret.

“Kita jangan cuma sibuk urus video porno dan konten TI, lalu tidak berjuang agar semua operator berbasis di sini. Mohon ini digumuli dan jadi atensi serius,” katanya menegaskan.

Ia mengatakan argumentasi para pakar TI itu terkesan bukan main-main, dan tidak berangkat dari argumentasi emosional, tetapi sangat rasional.

“Demi martabat dan kedaulatan NKRI, perlu segera tindakan konkret dan perbaikan ke depan secara bersama. Kami di Komisi I DPR RI tentu akan melaksanakan fungsi kewenangan kami sesuai aturan konstitusi,” katanya menandaskan.

Salah satunya, menurut Paskalis Kossay, akan mengagendakan rapat dengan menghadirkan para pakar TI untuk mendapatkan info teranyar serta “academics” sekaligus merumuskan langkah-langkah konkret terbaik bagi kepentingan negara. |Yahoo Indonesia News.




sumber :http://akangoleh.wordpress.com/2010/08/23/fpg-penjajahan-singapura-atas-ti-indonesia-menyakitkan/

14 komentar:

  1. yah,,,ngerti apa sih menkominfo qt???
    nge-blok situs porno doank,,,
    it pun tak nampak sekali ada perubahan,,tetap aj bisa diakses,,,

    BalasHapus
  2. negara ngejual melulu, tapi duitnya gak keliatan.

    BalasHapus
  3. fu#k malaysia...........

    BalasHapus
  4. sebaiknya jgn mencaci negara lain
    kl ga mau terjajah...ya kita mesti kuat..
    hal ini semata2 karena kebodohan dan kebobrokan negara kita sendiri..
    gak lebih...
    kl kita kuat..seperti apapun usaha mereka buat menjajah kita...gak akan bisa kali

    BalasHapus
  5. saya setuju. dari kita mencaci baiknya kita lihat kekurangan bangsa kita. perbaiki agar dapat menjadi bangsa yang maju. kerana mencaci itu memberi keaiban sahaja pada diri dan bangsa..

    BalasHapus
  6. Benahilah diri kita sendiri, sebelum kita menuntut pembenahan dari orang lain.
    Bukan karena semua berbenah diri maka kita jadi baik, tapi karena kita mau berbenah diri maka semua jadi baik.

    BalasHapus
  7. salah siapa ya yg ngjual indosat keluar?bukanny para petinggi negara ini??hah....itu tuh..(tau sendirilah..)

    BalasHapus
  8. Kalo menurut saya sih begini..Untuk satelit(Indosat) yang sahamnya udah dikuasai singapura
    1.Kita beli kembali sahamnya spy kita bisa memilikinya kembali,tapi dengar2 mereka tidak mau malah jual sahamnya ke Qatar?UEA?.
    2.Karena mereka g mau ya pemerintah instruksikan semua pemakai jasa satelit (perbankan,militer,perusahaan IT) di Indonesia (tidak boleh tidak)tidak boleh sewa kanal ke Indosat.Sekarang kan Telkom (100%?)masih milik Indonesia punya 3 Satelit Telkom1,Telkom 2 dan Telkom 3 .Dengan demikian mereka akan rugi sendiri.Untuk jalur internet dengar2 telkom membangun jaringan kabel optik bawah laut yang menhubungkan seluruh wilayah Indonesia

    Dan untuk masalah seluler gampang juga ya tinggal intreuksikan semua orang g pake provider negara luar sperti XL,AXIs,Mentari,IM3,3,AXIs.kita kan masih punya Telkomsel walaupun sahamnya tinggal 60 % milik RI.atw kalo mw lebih ekstrim pake aja Flexi n Esia kalo g salah masih 100 % milik RI

    tapi ini semua tergantung sama pemerintah ,apa mereka peduli...jangan mau di dikte ama negara lain.Lihat tuh China google aja mereka lawan ,FB di blokir..nahhh,tapi akhirnya rakyat mereka kreatip dgn bkin Search Engine sendiri .Mengutip apa yang pernah dibilang seorang pengusaha Singapura(Indonesia sebetulnya negara kaya tapi pemimpinnya bodoh mau didikte sama negara lain padahal di embargo dari segi manapun Indonesia tetap akan bertahan)

    Ini menurut ane ya jgn ada yg mrh....peace

    BalasHapus
  9. Indonesia, selama mentalnya masih seperti centeng (orang indo yg membela mati-matian negara luar) ga akan bisa maju, apalagi kalo pemimpinnya yang begitu, habis sudah kekayaan indonesia.
    Mendengar berita blok cepu yg akhirnya jatuh ke tangan asing, itu juga pada masa pembuatan kontrak kerja baru oleh petinggi terkait diperjuangkan agar perusahaan lokal saja yang mengelola (dalam hal ini pertamina), namun tak dinyana perjuangan mereka kandas, kontrak kerja blm selesai, ada pergantian kepengurusan, parahnya lagi pengurus baru adalah mereka yang bermental 'centeng', singkat cerita blok cepu jatuh kembali kepangkuan asing. Rakyat kita gigit jari lagi :((

    Dasar mental centeng kaparat ...

    BalasHapus
  10. indosat itu d.jual pas jaman presiden megawati yak??

    BalasHapus
  11. menurut gua gak ada yang salah,, sharusnya kita lbih intropeksi ke dalam..
    Daripada sibuk bekoar2 mau perang ma malaysia yang ada pas udah perang juga gak ada yang mau maju gan,,, semuanya yang di tv terlalu bnyak omg doank, tapi ujung2nya malah mengorbankan rakyat.

    BalasHapus
  12. hehe baru sadar ya? barangkali dari sinilah maka malaysia berani nantang indonesia, makanya sadar dong pejabat!

    BalasHapus
  13. semua di atas MAHO he...he.....

    lupa juga kalo perbankan lebih baik buka tabungan d MANDIRI,BRI,BNI....ketimbang d bank2 singapure dan malay yaitu : BII. CIMB NIAGA dan DANAMON

    BalasHapus