"Website di Indonesia dari namanya nggak menjurus. Ketahuan itu situs porno setelah kita masuk dan melihat kontennya. Beda dengan situs porno di luar negeri yang dari namanya saja udah ketahuan," kata Erwin Yovitanto, Product Manager Astrindo Starvision - Distributor Kaspersky Indonesia saat berbincang dengan detikINET.
Karenanya, dalam fitur terbarunya, Kaspersky menawarkan solusi untuk menangkal situs porno. Fitur yang sudah masuk ke dalam paket Kaspersky Internet Security ini bernama Advance Parental Control.
Bukan hanya menangkal situs-situs porno dan berbahaya, fitur ini juga bisa memproteksi kata atau kalimat yang tidak diinginkan di dalam aktifitas instant messaging.
"Maraknya pemberitaan tentang efek negatif dari instant messaging dan jejaring sosial, membuat tim ahli kami membuat fitur ini. Dalam Advance Patental Control, kita bisa memblokir situs porno atau yang tidak diinginkan. Selain itu juga kita bisa mengawasi aktivitas chatting dari pengguna komputer tersebut," jelasnya.
Erwin pun mengklaim bahwa dengan menggunakan fitur ini, sebanyak 90 persen situs porno yang berbahasa Inggris sudah diblok. Sedangkan untuk bahasa Indonesia masih 70-80 persen.
Kendala penamaan situs Indonesia yang tidak jelas menjurus ke pornografi akan segera ditangani oleh tim Kaspersky. "Website yang namanya nggak menjurus pun perlahan akan kita masukkan ke dalam list situs yang diblokir. Memang perlu waktu, tapi itu bukan hal yang tidak mungkin," katanya optimis.
Disinggung mengenai pemblokiran situs porno yang digaungkan oleh pemerintah, Erwin menyambut positif. Namun menurutnya tidak hanya dari pemerintah saja yang bergerak. Masyarakat yang notabene sebagai pengguna internet juga harus proaktif.
"Kalau pemerintah dari sisi umum. Jadi sementara pemerintah mencoba memblokir secara nasional. Kita masing-masing pribadi juga ikut. Kita mulai dari komputer di rumah dulu. Sehingga saling melengkapi," paparnya.
Mengenai teknis pemblokiran, Erwin juga menambahkan bahwa seyogyanya bukan hanya dari sisi nama situs semata. Tapi juga harus masuk ke dalam kontennya. Sehingga tidak hanya di permukaan saja.
"Sebenarnya tergantung pemerintah mau ngeblok dari mana. Apa hanya namanya saja, atau juga konten di dalamnya. Kalau kita bisa masuk ke dalam kontennya. Sehingga kita bisa minimalisir situs-situs porno," tukasnya.
Sumber: detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar