29 Juli 2010

Prajurit Yang Bergaji Rp 2000 / Bulan

Upacara tradisi Grebeg Besar Keraton Yogyakarta digelar di Alun-Alun Utara, Yogyakarta, Sabtu, (28/11). Grebeg ini digelar berkaitan dengan perayaan Idul Adha 1430 Hijriah


http://stat.k.kidsklik.com/data/photo/2010/04/16/2103096620X310.JPG

Puluhan warga Yogyakarta sukarela mendaftar jadi prajurit Keraton Yogyakarta. Padahal, gajinya atau biasa disebut paring dalem, hanya antara Rp 500 sampai Rp 2.000 setiap bulannya. Itu pun diberikan empat bulan sekali.


"Saat ini saja sudah ada 20 orang dalam daftar tunggu ikut seleksi prajurit keraton. Padahal, seleksi selanjutnya baru dibuka sekitar akhir 2012," kata petugas bagian pendaftaran prajurit di Tepas Keprajuritan Keraton Yogyakarta Enggar Pikantoyo yang bergelar Raden Riyo Yogo Kanowo (39), Jumat (16/4/2010).


Seleksi keprajuritan Keraton Yogyakarta hanya dilakukan tiga tahun sekali. Seleksi terakhir pada November 2009 dengan jumlah peserta 100 orang. Menurut Enggar, keraton tidak pernah membuka lowongan keprajuritan secara terbuka. Informasi lowongan menjadi prajurit keraton biasanya hanya berlangsung melalui getok tular, dari mulut ke mulut.

Meskipun terbuka untuk umum, sebagian besar dari pendaftar adalah kerabat atau tetangga prajurit keraton. " Tidak membuka lowongan terbuka saja sudah sebanyak ini pendaftarnya. Kalau menyebar informasi lowongan secara terbuka, kami mungkin akan kewalahan seleksi," ujarnya.


Untuk mengikuti seleksi menjadi prajurit keraton, ada sejumlah syarat administrasi, yaitu berusia kurang dari 40 tahun, minimal lulus SMP, tinggi badan minimal 165 sentimeter. Saat ini, Keraton Yogyakarta memiliki sekitar 600 prajurit yang terbagi dalam 10 bregada, regu.
Para prajurit berasal dari berbagai kalangan, di antaranya petani, dosen, dokter, pegawai kantor, maupun pensiunan pegawai. Beberapa dari mereka berdomisili di luar DI Yogyakarta dan Jawa Tengah.

Mereka menyatakan bersedia menjalani kewajiban piket jaga malam dua malam berturut-turut setiap 20 hari sekali serta bertugas saat mengawal gerebeg. Sejak zaman Sultan Hamengku Buwono V, prajurit keraton tidak lagi diperuntukkan untuk berperang.

Mereka lebih banyak bertugas sebagai penjaga gedung atau acara-acara keraton. Saat ini, prajurit keraton lebih diperuntukkan sebagai bagian atraksi wisata dan budaya.




sumber : i-dus.com

1 komentar:

  1. Maju terus budaya Indonesia, mari jaga lingkungan sekaligus namabah penghasilan, klik www.sedotsuper.co.cc

    BalasHapus