28 Juli 2010

Cara Mudah & Murah Memotret Bumi Dari Luar Angkasa

Bulan lalu, sinematografer Colin Rich mengirim dua kamera digital yang dia beli di eBay seharga $45 ke atmosfir dengan menggunakan balon cuaca yang diluncurkan dari Oxnard, California.
Pria berumur 27 tahun ini memprogram kamera untuk mengambil gambar dan video setiap tiga menit. Rich merupakan salah satu dari sejumlah para penggemar yang suka memotret bumi. Tadinya ini hanya mungkin dengan satelit teknologi tinggi yang mahal. Biaya keseluruhan misi yang Rich namakan Pacific Star II tidak sampai $300 (sekitar Rp 2,7 juta dengan kurs 9120).



Foto pada ketinggian: 1000 kaki=304,8 meter:



Rich membangun peralatannya dengan menggunakan dua kamera digital Canon Powershot yang dibungkus dengan styrofoam dan plester agar menjaga kamera tetap hangat dari suhu -60 derajat Fahrenheit=-51 derajat celsius, sebuah balon cuaca, sebuah parasut dan sebuah pelacak satelit GPS SPOT, sebuah pelacak GPS murah yang membaca data dari satelit yang mengelilingi bumi. Dia juga menggunakan sebuah GPS Lassen IQ - sebuah perangkat yang memberikan data ketinggian yang akurat berdasarkan triangulasi, proses untuk menentukan lokasi berdasarkan jaraknya ke titik geografis lainnya.

Foto pada ketinggian: 10.000 kaki=3.048 km:



Rich memonitor kondisi cuaca dan melakukan banyak perhitungan selama berminggu-minggu sebelum peluncuran untuk memastikan kamera ini tidak menyimpang sejauh ratusan kilometer.

Foto pada ketinggian 15.000 kaki=4,572 km:



Setelah persiapan yang matang dengan motif yang jelas: "Aku mau mengambil gambar pada ketinggian yang lebih tinggi daripada yang pernah aku lihat sebelumnya," Sementara sebagian besar balon meledak saat mencapai ketinggian 90.000 kaki=27,432 km dan 110.000 kaki=33,528 km di udara dikarenakan tekanan, dia mau mencapai ketinggian lebih tinggi lagi.

Foto pada ketinggian 60.000 kaki=18,288 km:



Ada banyak grup di AS yang sudah melakukan ini pada akhir tahun 1980an, menurut Rick Von Glahn, pendiri Edge of Space Sciences (EOSS), sebuah organisasi nirlaba yang bermarkas di Denver, Colorado yang mempromosikan sains dan pendidikan lewat balon di ketinggian. "Ini bukanlah tren baru, tapi tren ini sedang berkembang."

Tren ini mendapat perhatian khalayak ramai pada September 2009 saat dua mahasiswa MIT meluncurkan sebuah kamera digital yang dikaitkan dengan sebuah balon helium yang melayang sampai ketinggian 93.000 kaki=28,3464 km di udara untuk mengambil gambar-gambar bumi yang mengesankan. Ini pertama kalinya ekperimen semacam ini berhasil dilakukan dengan bujet yang sangat kecil ($150=Rp 1,36 juta dengan kurs $1=9120).

Foto pada ketinggian 19 mil= 30,57 km.:



Foto pada ketinggian 23 mil= 37 km:




Sumber : indowebster.web.id

1 komentar: