INILAH.COM, Jakarta - Dalam penggrebekan Dulmatin dan para pengawalnya di Pamulang kemarin, ternyata tak terpikirkan untuk membekuk Marko. Keponakan Dulmatin ini pun keburu kabur menjauhi Densus 88 Polri.
Polisi diduga terlambat membekuk Marko, yang diduga keponakan YI, teroris yang tewas di warnet Multiplus lantai dua, pada Selasa (9/3). Padahal Hingga Selasa (9/3) kemarin, Marko masih berada di kontrakannya di Jalan Salak 5 Gang Madrasah.
Menurut Leli, seorang penghuni kontrakan, pasangan Marko dan Tari tinggal di kontrakan itu sudah enam bulan. Saat penyergapan Selasa (9/3) kemarin, Marko sempat menitipkan kunci padanya.
"Kemaren pas penggerebekan, sekitar jam 1, Marko pamit nitip kunci. Alasannya pamannya meninggal," tutur Leli yang ditemui di kontrakannya, Rabu (10/3).
Dia menyesalkan karena polisi datang terlambat beberapa saat setelah Marko pergi. "Kemaren polisi datang 6 orang jam 3," keluhnya.
Polisi baru memasang tanda police line, Rabu (10/3) sore. Dari petak kontrakan Marko disita 5 jerigen berisi cairan putih. Diduga cairan itu adalah bensin. [jib]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar